28 Februari 2009

Misteri Batu "Ajaib"

Gamang. Kesan itu begitu merasuk ke hati. Setelah batu petir Ponari yang menyedot ribuan pasien lalu muncul batu kembarannya yang diperoleh seorang gadis cilik. Lokasinyapun masih di Jombang Jawa Timur. Banyak pula yang datang ke gadis cilik itu dengan menggunakan metode yang tak jauh beda dengan Ponari. Kalau boleh usul nih, taruh aja batu itu di tempat terbuka dengan air yang mengalir jernih. Dengan begitu, orang-orang tidak perlu berdesakan mengantri untuk mendapatkan celupan batu petir. Dan yang terpenting, menghindari korban jiwa. Hal itu lebih efisien dan efektif. Yang ngantri tidak capek, Ponari juga gak kelelahan. Fair kan?

Kemarin di televisi muncul berita baru, masih seputar batu ajaib. Ditemukan oleh seorang anak kecil di Sulawesi. Hanya bedanya, batu ini mengeluarkan minyak yang harum menurut berita itu. Proses penyembuhan penyakit dengan diolesi minyak itu plus keringat si penemu batu! Ada yang berminat?

Aku tak habis pikir. Ada apa dengan batu? Mengapa kemunculan batu-batu ajaib ini berturutan?

24 Februari 2009

Dukun Cilik Ponari, saktikah?

Merebak kabar berita yang menghebohkan akhir-akhir ini. Ponari yang fenomenal. Ponari yang jadi dukun dadakan. Entah dari mana asal muasal kabar bertuahnya batu petir temuan Ponari itu sehingga sampai detik inipun masih banyak orang mengantri untuk sekedar mendapatkan "air mujarab" dari "kekuatan batu petir." Dari cerita yang beredar, terlontar banyolan dari seseorang. Ponari yang kena petir dan jadi sakti. Ah, jadi ingat komik Flash Gordon. Kalau di Indonesia, tentu masih ingat dong film Gundala Putra Petir .

Ketidakpahamanku akan fenomena ini terus mengundang tanya sampai saat ini. Apa sebenarnya yang tengah terjadi? Saat ngobrol dengan rekan kerjaku, terjadi obrolan yang realistis sampai konyol mengenai "air mujarab" itu. Dia membuka percakapan seperti ini. Ketika seseorang sakit, kira-kira ingin sembuh tidak? Ya Pastilah, itu jawaban yang masuk akal. Dan kira-kira lagi nih, orang yang sakit ingin sembuh dalam waktu lama atau cepat ya? Ya pasti pengin cepat sembuhlah, itu juga jawaban logis. Orang pasti inginnya sehat, kalaupun sakit pasti nggak mau berakrab-akrab dengan penyakit. Iya nggak? Maka dipilihlah cara cepat sembuh. Salah satunya datang ke dukun cilik Ponari. Jawabku untuk rekanku ini kira-kira begini. Memang benar sih, orang yang sakit pengen cepat sembuh. Cara penyembuhan kilat ala Ponari itu menurutku seperti mengharapkan "keajaiban" yang kemungkinannya 1001. Satu diantara ribuan pasien Ponari itu mungkin tersugesti dan bisa sembuh tapi ribuan pasien lain bagaimana? Cerminan fenomena ini bias, di satu sisi mereka mengharapkan kesembuhan kilat tapi di sisi lain tersirat keputusasaan dari antusiame masyarakat. Sekali lagi, harapan sembuh yang berlebihan ini bisa menjadi cermin diri akan keputusasaan. Disamping itu, himpitan ekonomi menjadi faktor yang tak bisa dipungkiri karena biaya pengobatan di rumah sakit yang naik 400% membuat masyarakat berfikir 100 kali untuk berobat ke dokter. Yah, semua kembali ke masing-masing individu.

Disini tidak akan dibahas fenomena itu dari sisi religi. Memang sih, semua orang berhak memberi subyektifitas penilaian masing-masing. Tapi yang jelas, penilaian yang benar ada dalam wilayah kekuasaan Dzat Yang Maha Suci.

Jika fenomena ini direnungkan lebih dalam lagi, ketidakmengertianku semakin menjadi-jadi. Berhari-hari mencoba mencari tahu tapi ternyata tak mudah membuat hati kita hidup. Yah, setidaknya lisan ini hidup. Hal yang lebih sulit lagi adalah membuat lisan dan hati kita hidup. Mungkin aku termasuk hamba Allah yang ehmmm.... tidak ngeh akan simbolisasi kejadian ini. Somedoby please tell me!!! What's going on?

03 Februari 2009

Sahadat Saridin

Kisah Saridin membuatku tersenyum-senyum sekaligus terkaget-kaget. Bagaimana tidak. Biasanya seseorang yang menyatakan diri masuk Islam harus mengucapkan kalimat syahadat. Apa yang dilakukan santri Sunan Kudus ini agak menggelitik dan menggugah jiwa jika mencermatinya. Ketika tiba saat dia harus membaca kalimat syahadat dihadapan para santri dan Sunan Kudus, si Saridin ini mulutnya komat-kamit seperti seorang murid yang akan ujian lisan. Meski demikian, ada beberapa santri yang meremehkan kefasihannya mengucapkan kalimat syahadat, tetapi sekaligus timbul rasa penasaran mereka. Jangan-jangan dia melantunkannya dengan suara indah bak sinden. Saridin berhenti komat kamit dan tiba-tiba dia berlari dan memanjat pohon kelapa hingga sampai pucuknya. Selanjutnya, bak film "SUPERMAN" dia terjun bebas dan jatuh ke tanah begitu cepatnya. Sontak para santri mengerumuninya. Perkiraan pertama, Saridin pasti terluka parah setelah jatuh dari ketinggian pohon kelapa. Perkiraan kedua, Saridin mati. Terbelalak mereka memandang Saridin membuka mata dan berdiri tegak, tak lecet sedikitpun. Kehebohan segera terjadi. Saridin dengan tenang menghadap Sang Sunan dan menyatakan kewajibanya telah selesai. Dan Sunan Kudus Menanyai Saridin,
"Katamu tidak takut badanmu hancur, sakit parah atau mati karena perbuatanmu itu?"

"Takut sekali, Sunan."

"Kenapa kamu melakukannya?"

"Karena syahadat adalah mempersembahkan seluruh diri dan hidupku."

"Kamu tidak menggunakan otakmu bahwa dengan menjatuhkan diri dari puncak
pohon kelapa itu kamu bisa cacat atau meninggal?"

"Aku tahu persis itu, Sunan."

"Kenapa kau langgar akal sehatmu?"

"Karena aku patuh kepada akal sehat yang lebih tinggi. Yakni bahwa aku mati
atau tetap hidup itu semata-mata karena Allah menghendaki demikian, bukan
karena aku jatuh dari pohon kelapa atau karena aku sedang tidur. Kalau Allah
menghendaki aku mati, sekarang ini pun tanpa sebab apa-apa yang nalar, aku
bisa mendadak mati." Dialog seterusnya bisa baca di (SARIDIN DAN SUNAN KUDUS Oleh MH Ainun Najib.

Satu kata yang kuucapkan untuk Saridin "AMAZING" Saridin tidak hanya membaca kalimat syahadat tapi dia telah bersyahadat. Bagaimana dengan kita? Yakinkah kita pada kepasrahan diri sendiri kepada Allah Sang Pencipta? Jawabnya anda sendiri yang tau.

Membaca: Tegak Lurus Dengan Langit

Ada kesan religi tersirat dari judul cerpen Iwan Simatupang Tegak Lurus Dengan Langit. Berdiri ditas bukit dimana kaki tokoh utama berpijak merupakan simbol dimana manusia sebagai makhluk ciptaanNya tinggal. Dia berdiri tegak lurus dengan langit yang mengisyaratkan kesadaran penuh sang pelaku akan perbuatannya. Dan Langit merupakan simbol Tuhan Pencipta Alam Semesta. Jika seseorang bilang "Manusia berusaha tapi yang menentukan yang Di Atas Sana" Jelas sudah simbolisasi yang diutarakan pengarang.

Dalam cerpen karya Iwan Simatupang ini, pembaca langsung terhenyak pada paragrap pertama. Pembunuhan! Itulah pembuka cerpen ini. Walaupun tokoh ini tak tahu kenapa ia membunuh orang itu tetapi ia melakukannya dengan penuh kesadaran. Lalu pembaca dibawa ke masa lalu/flashback dari kejadian sebelum terjadinya pembunuhan itu.

Tokoh sentralnya adalah seorang bujangan yang hidup bersama ibu dan dua abangnya. Ayahnya tak tahu kabar beritanya dan setelah ditunggu tujuh belas tahun akhirnya atas kesepakatan bersama mereka putuskan ayah telah hilang. Mereka hidup tanpa figur ayah dan selama itu pula ibunya tidak pernah menikah lagi karena statusnya yang menggantung.

Meski demikian, segala sesuatu menyangkut pajak, koran dan lain-lain masih menggunakan nama ayahnya. Mereka hidup tenang hingga pada suatu hati seorang petugas sensus datang dan menanyakan segala administrasi menyangkut nama kepala keluarganya. Sontak sekeluarga kaget bukan kepalang. Setelah sekian lama mati-matian mengurung hantu ayahnya, tiba tiba mereka mendapatkan pertanyaan tak terduga ini. Dengan emosi yang memuncak, kedua abangnya membunuh petugas sensus tersebut dengan konsekuensi mereka berdua dihukum dengan cara dibuang jauh-jauh.

Tinggalah tokoh utama ini dengan ibunya di rumah itu. Seorang teman baik ayahnya bersimpati terhadap nasib keluarga ini dan bermaksud menikahi istri sahabatnya. Sang ibu gamang, tak ada suami di sisinya tetapi statusnya bukan janda. Di satu pagi ketika si tokoh utama ini hendak mengambil sisir di kamar ibunya, dia tercengang dengan apa yang disaksikannya. Sang ibu sedang bermesraan dengan teman baik ayahnya. Berbarengan ketiganya sontak menjerit.

Putus asa, sang ibu menagis seharian dan petangnya meninggal dunia dengan pesan dia masih cinta ayahnya. Praktis tokoh utama ini hidup seorang diri. Pada satu waktu, dia bertemu dengan seorang gadis dan jatuh cinta padanya. Dilamarnya gadis itu dan spontan dijawab iya. Segala keperluan pesta pernikahan telah disiapkan. Sehari sebelum pernikahan, orang tua si gadis berkeras ingin bertemu dan mengenal orang tua tokoh utama. Kematian ibunya dan kepergian abangnya dia ceritakan dengan lancar akan tetapi kerongkongannya tercekat tatkala dia harus bercerita tentang ayahnya. Dia berpendirian, kalau perkawinan tak baik dimulai dari bohong besar. Kejujuran memerlukan keberanian. Inilah yang ditunjukkan sang tokoh. Akhirnya dia putuskan untuk menceritakan yang sebenarnya sesuai kesepakatan dalam keluarganya bahwa ayahnya hilang. Reaksi yang dia dapatkan sungguh mengecewakan. Perkawinan dibatalkan! Apalagi calon istrinya langsung jatuh sakit terkena paru-paru dan makin hari makin parah. Dan akhirnya sebulan kemudian calon istrinya meninggal. Mengharu-birulah perasaannya.

Dia masih bisa mencerna pengalamannya dan peristiwa pahit itu ditelannya sendiri tanpa ada sanak keluarga yang menghibur kepedihan hatinya. Paginya dia dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki tua yang mengaku ayahnya. Benteng pertahanannya memenjarakan hantu ayahnya runtuh seketika. Lelaki tua itu masuk, duduk tenang di kursi besar sambil membaca koran. Dia melomgo tak percaya. Ada dua kemungkinan berkecamuk dikepalanya. Pertama, bisa jadi lelaki tua ini benar ayahnya. Kedua, mungkin saja lelali tua ini hanya seorang penipu. Akan tetapi keraguannya sirna dan kesimpulannya mengerucut tatkala lelaki tia ini pergi ke kamar ayahnya, mengambil setelan baju lalu mandi sambil menyenandungkan lagu favorit ibunya. Selesai mandi lelaki tua itu kembali duduk di kursi besar dan tersenyum padanya. Tatapan mata yang beradu ini membuatnya bimbang dan sekaligus mengejutkannya. Ya, dia mengenali mata itu. Teringat dia akan kedua abangnya yang mempunyai mata setajam itu dan matanya sendiri sepertinya warisan ayahnya. Tak tahan dia bersitatap dengan ayahnya. Dia menduduk dan terduduk sembari memeluk ayahnya. Dia memanggilnya "ayah." Sesaat dia merasakan keharuan setelah tujuh belas tahun lamanya tak mengenalnya. Kesadarannya pulih beberapa saat kemudian dan semua peristiwa yang dialaminya dan nasib keluarganya menyeruak hadir dalam benaknya. Nasibnya yang hidup seperti di alam maya, ibunya yang setia tapi tak jelas dengan siapa dia setia dan kedua abangnya yang dia tak tahu lagi bagaimana nasibnya. Kebenciannya semakin memuncak mengingat itu semua, apalagi dia baru berumur tiga tahun ketika ayahnya hilang. Ayahnyalah penyebab kekacauan dalam keluarganya. Maka tumbuh tekad dalam dirinya. Tak mungkin dia terus menerus tunduk dan tak sanggup memandang mata itu. Akhirnya dia mendapatkan gagasan. Dia bangkit dan pergi ke dapur mengambil pisau. Dia datang kembali kepada ayahnya dan dengan tenang dihujamkannya pisau itu ke ayahnya berulang kali. Ayahnya bersimbah darah, dia menatap mata ayahnya yang tak setajam pisaunya. Dia telah membunuh ayahnya dan tak tahu mengapa dia membunuhnya. Tapi dia puas.

Entah kenapa dia tiba-tiba berlari tapi dia hanya ingin berlari dan terus berlari. Akhirnya sampailah dia di suatu bukit. Dia berdiri tegak diatas bukit tegak lurus dengan langit menjelang pagi. Sisa gumpalan darah dia jentikkkan dari kelingkingnya. Ada senyum puas di wajahnya. Dia puas telah membunuh hantu masa lalunya yang terus-menerus menghimpit kehidupannya. Saat mentari datang menyambut pagi, dia akan pulang, mandi, sarapan dan menyerahkan diri ke polisi.

Reaksinya berdiri tegak lurus dengan langit diatas bukit itu mengisyaratkan bahwa dia sepenuhnya sadar akan perbuatannya dan siap mempertanggungjawabkannya baik dengan hukum yang berlaku dimana kakinya berpijak maupun hukum Langit. Beberapa pertanyaan ini patut untuk didiskusikan ataupun direnungkan:
1. Salahkah jika si anak membenci ayahnya?
2. Sang ayah tiba-tiba kembali ke rumah. Benarkah tindakan sang ayah?
3. Salahkah si anak yang membunuh ayahnya?
4. Bagaimana mensikapi perbuatan si anak dari sisi psikologi dan agama?
Silahkan berbagi ide dan gagasan disini.

Puisi Kehidupan

PERJALANAN DIATAS KAPAL
Oleh Vianbonie

Kapal yang berlayar di tengah lautan
Menjauh dan terus menjauh terombang ambing ganasnya ombak
Bukan tak bisa menepi
Tapi karena tak punya kemudi

Kita berdesakan dalam kapal yang terlalu sempit, terlalu sempit
Untuk meloncat tak bisa lagi
Karena perjalanan harus dilanjutkan
Sanggupkah?

Hanya riak dan gelombang yang mengantarkan kita
Ke tempat tujuan yang berbeda
Sementara camar hitam terbang rendah sembari berceloteh
“Hai teman, menyenangkankah perjalananmu?”
“Indahkah kehidupanmu?”
dan dia melesat terbang ke manapun
Hinggap dimanapun, melakukan apapun, apapun

Kita hanya bisa manatap kepergiannya
Mencemburui kebebasannya karena sayap itu selalu menemaninya
Bagaimana dengan sayap kita?
Mungkin sayap kita telah patah
Ataukah kita tak pernah memilikinya
Lalu siapakah teman kita?
Teman setia kita adalah keraguan, ketidakpastian dan keputusasaan

17 Maret 03


BERSEPEDA
Oleh Vianbonie

Sesekali diberikannya semangat padaku
Sesekali berteriak dan bertepuk tangan memuji
Suatu saat bersedekap
Dilain waktu berkacak pinggang

“Ayo berdiri, kayuh sepedamu!”
“Jatuh itu suatu hal yang biasa”
“Jangan berputus asa
kau bisa melakukannya!”

Bermacam kata manis terdengar
Semangat dan putus asa bagai saudara kembar
Kucoba lagi dan oh… terjatuh dan jatuh lagi
Sakit, ada yang lebih sakit

Menengadah,
Kulihat wajah-wajah menyeringai, kasihan, mengejek dan sayang
Tiba-tiba mereka semua bertopeng
Tiba-tiba jalan yang lurus tadi terbagi dua

Penuh harap kupandangi wajah-wajah bertopeng
Mereka seperti telah lama tertidur
Rasa lelah menyergap
Setengah mengantuk kuraih sepedaku dan kukayuh kencang
Entah jalan mana yang kupilih
Aku sudah terlalu letih

6 April 03


RINDU
Oleh Vianbonie

Ketiadaan tak mampu mengubah
Imajiku akanmu
Kegelapan tak bisa merubah
Pandanganku padamu

Kau berkata “ Jadilah air dalam kehidupan”
Ku bilang “Aku tak paham”
Senyum bijakmu membuatku mafhum
Kau berkata “Kehidupan adalah Kegagalan”
Ku bilang “Aku tak mengerti”
Kerut di dahimu sebuah jawaban

Kematian Kehidupan!
Akh…

7 Mei 02


BAJU DAN APEL
Oleh Vianbonie

“Baju ini pas buatku”
Si ini bilang, “Kalau kupakai akan kebesaran”
Si itu bilang, “kalau kupakai mungkin kekecilan”
Lalu aku bertanya, “Apa warna apel?”
Si ini menyahut, “Merah”
Si itu menyahut, “ Hitam”
Ketanggalkan bajuku dan kumakan apelku

5 Maret 02


SEBUAH PERAN
Oleh Vianbonie

Kaki kecil itu mulai mengenal bau tanah
Dia belajar mengenal “Aku”
Hanya sedikit tahu tentang “Dia”
Apalagi “Mereka”

Siang dan malam mengajarinya
merasakan manis dan pahit sesuatu
Matanya mengucapkan warna
yang menurut matanya berwarna hitam atau biru

Kesenyapan dunia menulikan telinganya
Jalanan yang berkelok melumpuhkan kaki
Selintas bayangan berkelebat cepat
Ketika menoleh ternyata bayangannya sendiri

Memandang warna-warni pelangi membutakan matanya
Hatinya lebih jelas melihat semua, semua
Kesadarannya seperti baru bangun dari tidur panjangnya
Dihelanya nafas satu-satu

Saat melihat realita
Paradoks memainkan peran utama
Akankah dia bermain sebagai Sisifus
atau mungkin Creon?

17 Juni 03


PENGAKUAN NAIF
Oleh Vianbonie

Menari-nari di kelopak mata
Terpatri namun tak tersentuh
Pegakuan naïf semata
Akh …

Terbangun dari mimpi sepanjang hidup
Berhadapan dengan tembok yang angkuh
Cukup membuat luluh
Sementara lentera tlah redup

Waktu tak mampu mengubah segalanya
Karena waktu tertinggal jauh
Sehingga mimpi berlayar di samudra
Menggapai asa tak terlupa

9 Desember 03


UNTUK SAUDARA-SAUDARAKU
Oleh Vianbonie

Wahai Engkau yang Maha Segalanya
Aku menuduk dalam pasrahku
Engkau sedekat urat nadiku
Ada dalam tiap hembusan nafasku

Ingin rasanya bersunyi kalbu
Bercakap dan berkeluh kesah dengan-Mu
Memanggil nama-nama Agung-Mu

Suara riuh rendah sayup-sayup mengusikku
Aku tertarik mendekatinya
Agak ragu kupandangi sekelilingku
Meski akhirnya kubergabung dengan mereka

Keramaian ini takkan pernah putus barang sedetikpun
Kupasang telinga tuk dengarkan percakapan
Satu dua kali aku menyahut pelan
Sebelum akhirnya dari mulutku keluar bentakan

Terperangah aku mendengar suaraku sendiri
Aku semakin heran ketika mereka menyalamiku
Rasanya bumi ini tak sanggup menahan pijakan kakiku
Aku tersenyum bangga tanpa henti

Seperti Narodo tegak kuberjalan
Oops… aduh!... terperosok kakiku
“Hei saudara, tolong aku!”
Mereka hanya memandangku dan berlalu

Tak sabar aku berteriak sekeras-kerasnya
Tak seorangpun saudaraku itu mendengarku
Lalu suaraku perlahan melemah tanpa daya
Tanganku menahan tubuhku dan meraih tanah diatasku

Nuraniku berbisik “Tanah adalah sahabat setiamu”

9 Desember 2004


LANGIT MENDUNG BULAN DESEMBER
Oleh Vianbonie

Sekelompok anak kecil berlari-lari dan tertawa riang di pinggir jalan
Mata kecil yang berbinar penuh harapan
Menyambut hari ini hari esok dan hari depan
Dengan senyum lepas dan penuh kepastian

Terhuyung dan terjatuh mereka terhenti berlari
Tawa yang berubah jerit ketakutan mengiringi
Datangnya tamu tak diundang mengunjungi Serambi
Menyambangi setiap jengkal tanah yang dilewati

Serambi runtuh
Harapan jatuh
Serambi luluh
Mimpi jauh

Lihatlah mata kecil yang nanar itu
Perlahan meredup dan tertutup
Genggaman erat tangan itupun
Melemah dan terjatuh

Kupetik satu helai daun dari pohon tumbang
Tak kan bisa bertahan karena tercerabut sudah akarnya
Kuamati dan lekas kubuang
Ada sisa lumpur dan embun diatasnya

Titik embun bulan Desember ini memberi arti
Bahwa kehidupan terus berjalan dan tak tahu kapan berhenti
Angin lembut pagi ini memberi janji
Gapailah asamu dan jangan pernah mati

29 Desember 2004


SKETSA
Oleh Vianbonie

Kuas itu tampak menari-nari diatas kanvas
Ada garis lengkung, tegak dan lurus
Tergores bentuk bulat telur untuk kepala
Kotak mengecil ke bawah untuk dada

Biru lautan dibelakangnya tampak menghampar
Dengan awan mendung berarak diangkasa
Camar-camar hitam berkelebat silang menyambar
Sesekali sayub terdengar sayap yang memekik menghampa

Sekilas tampak jelas sketsanya
Pasti seorang pria
Kaki terbuka dengan kepala menatap lurus ke depan
Dan tangan bebas bergelantungan disampingnya

Awan kebiruan mulai menghitam
Saling berdesakan memayungi lautan
Makin menghitam dan bertambah hitam
Hingga laut gelap

Kuas bergerak mewarnai sketsa pria
Celana hitam kemeja biru
Terkesan jantan menggelora
Menikam jantung membakar aura

Sukar dikenali bentuk wajahnya
Polos tak berasa
Memperkirakan letak mata dan menatapnya
Kosong, lalu terdiam tergugu dan tersadar adanya tiada

13 April 2005

KEARIFAN PENCURI
Oleh Vianbonie

Sstt… Jangan bilang siapa-siapa
Aku mencuri mangga tetangga
Hei…. Jangan bilang pada ayahmu
Aku mengambil selop kesayangannya

Pagi inipun aku nggabrul tempe dan rambak di warung mbak Parti
Siangnya aku pinjam HP orang di Mall tanpa permisi
Sore ini aku kongkow-kongkow di halte sambil malaki
Malamnya aku berencana menggadaikan perhiasannya Bu Karti

Hidupku serasa enak sekali
Pagi bangun terus gratis makan
Siang nongkrong lalu main jadi preman
Malam hari duit tidak sulit di cari

Tapi di pagi berembun ini
Alamaaak ……………………
Aku gak bisa melek habis minum oplosan sendiri
Grubyak ……………………..
Pintu rumahku digedor keras sekali
Tergagap-gagap aku ketika tangan-tangan kekar mencengkeram lengan kurusku
Tanpa ba bi bu dibawanya aku ke dalam mobil patroli
Kukerjap-kerjapkan mataku berkali-kali
Kulihat tiga orang berseragam polisi

Mati aku! Makiku dalam hati
“Pak, kenapa saya ditangkap?”
“Kamu suka mencuri dan meresahkan warga”
“Tapi saya kan cuma pencuri kelas teri”
“Simpan pembelaanmu di pengadilan nanti”

“Apa nanti saya dipenjara pak?”
“Itu tergantung keputusan hakim nanti”
“Kalau satu penjara dengan koruptor kelas kakap saya tidak keberatan pak”
“Kamu pikir gampang menangkap koruptor di sini?”

“Lha bapak bisa nangkap saya, apa sulitnya nangkap mereka?”
“Saya bisa belajar banyak hal dari mereka pak”
“Ah sudah… banyak bicara”
“Lebih baik berdoa semoga hukumanku ringan”

“Saya tidak mau berdoa pak”
“Lho, kenapa?”
“Saya ingin dipenjara dengan hukuman yang lama”
“Saya tidak mengerti”
“Kalau saya dipenjara berarti saya bebas dari bayar kontrakan
tidak perlu susah-susah mencuri buat makan”

“Ssst … saya beritahu pak”
“Sudah lama saya mendambakan penjara
tidur dan gratis makannya
makanya saya mencuri dan mencuri terus
Cuma yang saya heran
Sudah 18 tahun saya hidup dari mencuri
Kok baru hari ini ditangkap”

“Ha?”

14 Oktober 2007

Puisi Persahabatan

DALAM DIAM
Oleh Vianbonie

Keterdiaman adalah keakraban
Yang tak terbersit di dalam fana
Kesendirian adalah kebersamaan
Yang tak mengacu akan aku

Samudra ini diam membentang
Ombak selalu datang menghampiri pasir
Karang selalu kokoh manantang
Tak ada suara saat ombak menampar

Aku ingin menjadi air
Aku ingin menjadi samudra
Aku ingin menjadi ombak
Aku ingin menjadi karang

Air yang mengalir ini
Rasakah kehadirannya?
Sulitkah merasakannya?
Terdengarkah percikannya?

Sobat, maafkan aku

17 Maret 05


SAHABAT TERBAIK
Oleh Vianbonie

Kedua tanganku bersedekap erat memegang kedua lengan
Aduh! Aku tak kuat lagi bertahan
Kali ini benar-benar sakit
Aku di beri pertolongan dalam keadaan sekarat

Gelap perlahan merubah pandangan menjadi temaram
Kupandangi sahabat terbaikku
Ditariknya mulutnya sehingga terbentuk senyum
Tanpa topeng, tanpa kepura-puraan dan baju palsu

“Di mana dia?”
“Kau tahu keberadaannya”
“Tak bisakah kubertemu dengannya?”
“Kau tahu aturannya”

Nafasku mulai tersengal
Kekhawatiran jelas terpancar dari wajahnya

“Kau sahabat terbaik yang pernah kumiliki”
“Maukah kau sampaikan pesanku padanya?”

“Sampai berapa kalipun kau minta tak kululuskan keinginanmu”
“Aku hanya tak ingin kau terluka”

Masih tersengal tapi kupaksakan untuk bicara
“Kalau bertemu dengannya, tolong sampaikan padanya
“Aku masih cin … cin …

Temaram dan gelap menghampiriku
Selanjutnya aku tak tahu

28 November 2008

Puisi Cinta

AKU BUKAN PENDOSA
Oleh Vianbonie

Rasaku bagai badai di derasnya hujan
Cintaku hadir seperti petir yang menggelegar
Angin membisikkan kerinduan
Pada nyiur yang di tampar

Kau bukan merpati yang terbang dan
Hinggap sesuka hati
Telah kau tambatkan perahumu pada satu hati
Dosakah bila aku mencintaimu?

30 Maret 02


MAWAR DI HUTAN
Oleh Vianbonie

Sebentar lagi kuncup itu mekar
Banyak orang menyukai warna dan harumnya
Telah tiba waktumu menebar aroma
Pastikan banyak yang mampir mengerlingnya

Rasa bangga muncul tatkala
seseorang memetikmu seraya kau berseru
“Ah…beruntungnya aku !”
dan kaupun terlena

Engkau ditaruh dalam jamban emas
“Ini suatu kehormatan!” katamu
Kesenangan sesaat melesat
memenuhi kalbu

“Ingin sekali kuhirup udara segar”, katamu suatu hari
Kepatuhanmu pada sang pemetik terlalu angkuh bersemayam di hati
Ujungmu mulai layu dan mengering
dan jamban itu terlalu sempit mengekang

Kau telah kehilangan dirimu
Meski kau ada disitu
Tak bisa kau jangkau pikiranmu
karena itu bukanlah dirimu

Sementara ujung yang lainpun mengikuti
Rasa sesak menyergap dalam gelap
Tangkaimu tak sanggup menahannya lagi
Tanpa hembusan angin, kau jatuh terlelap

24 Maret 03


CINTA BERSYARAT
Oleh Vianbonie

Menimang dengan kemarahan
Memuji dengan cacian
Bidadari kecilmu belajar berjalan
Suatu kebimbangan di persimpangan

Jalanan selalu licin
Dia terpeleset berkali-kali
Tak kau hampiri dan dekati
Hanyalah doa yang menyertai

Kini dia bisa berlari
Kau bilang “Kemari!”
Nasihat balas budi tebingkai indah
Dan penyakit itu datang lagi

Berjalan dengan tubuh lemas dan penyakit yang menggerogoti
Berharap suatu keajaiban terjadi
Cinta tak bersyarat darimu
Anakmu bukanlah anakmu

25 Februari 03

SEBUAH ANUGRAH
Oleh Vianbonie

Terimalah sebuah anugrah
Yang tak bisa kau cegah
Kedatangan dan kepergiannya
Kebahagiaan dan kehancurannya

Dua anak manusia terikat dalam emosi
Dipaksa memisahkan diri
Karena perbedaan keyakinan

Bertanyalah tentang keadilan pada orang bijak
Bertanyalah tentang kesabaran pada Ibu
Bertanyalah tentang hati pada dirimu
Ikutilah nuranimu

27 Oktober 02


I LOVE YOU
Oleh Vianbonie

Melukiskanmu aku tak mampu
Memandangmu aku rindu
Perpisahan tak pernah berakhir

Bagai kamaratih kau menahan sukmaku
Bagai Durga kau melumatkanku
Aku rindu amarahmu
Aku rindu kasihmu

Isytar, aku mencintaimu

28 April 02


KISAH SINGA DAN DOMBA
Oleh Vianbonie

Kau adalah singa
Aku adalah domba
Setiap saat kau bisa memangsa
Aku yang tak berdaya

Kukumu tajam laksana parang
Yang menembus jantung
Gigimu kuat laksana pedang
Yang siap menincang

“Daging segarmu tak mengenyangkan
darah merahmu tak menyegarkan
Kelaparan dan kehausan
Singa pujaan”

Cengkeramanmu teramat kuat
Seakan meremukkan tulang
Hingga aku jatuh menggelepar sekarat
Seperti hidupku yang hampir hilang

15 April 02

BURUNG MANYAR
Oleh Vianbonie

Suaramu nyaring dan merdu
Kepak lembut sayapmu membuatku cemburu
Kebebasanmu mengarungi angkasa
membuatku takjub dan terpana

Menukik tapi kadang melesat bagai komet
Kau tampak mengecil, mengecil dan mengecil
dan hilang dari pandang mataku
untuk menyapaku di esok pagi yang pekat

Belum lagi kau bangun sarang
Dengan mulut mungilmu
La Nina berputar kencang
Meluluhlantakkan calon sarang

Dengan bersiul riang kau terbang
Mencari sesuatu yang baru
Kau burung manyarku
Dimanakah gerangan dirimu?

18 Juni 03



ANAKKU BUKAN MILIKKU
Oleh Vianbonie

Anak titipan Illahi
Rawatlah dengan cinta
Jika dia besar nanti
Biarkan tangannya menggapai langit dan samudra

“Ayah, tolong gandeng aku
Aku merasa asing dengan sekelilingku
Aku tak lagi bisa menunggu
Tunjukkan aku jalan yang harus kulalui”

“Tuan pengembara mampirlah ke sini
Cicipi kopi pahit dan kue ini
Anda pasti lelah menempuh perjalanan sendiri
Mari duduk sini”

Setengah tersentak kumenoleh ke kanan kiri
Tak ada tangan kecil disampingku
Kutebarkan pandang mencari
Bayangan sosok kecil berjalan ke kiri

Dia berhenti dan berbalik memandangku
Sembari melambaikan tangannya
Ketersenyum padanya dan berkata
“Anakku, kau bukan milikku, bukan milikku”

18 Maret 2005


EMPATI
Oleh Vianbonie

Kau tertawa saat aku bahagia
Kau sedih saat aku terluka
Kau menjadi mataku saatku buta
Kau menggapaiku saatku jatuh tak berdaya

Kurasakan gelap, temaram dan terang
Kubuka mataku tuk yakinkan diri
Jelaskah semua ini?
Belum
11 Desember 2005


MY CHARMING MAN
Oleh Vianbonie

Salam kenal dariku
Melihatmu lewat depan rumahku
Aduh senangnya!
Beradu pandang denganmu
Sungguh mempesona!
Melihat senyum khasmu
Amboi manisnya!

Pagi ini kau menghampiriku
“Mari, mari silakan masuk”
“Terima kasih Nona”
“Silakan cicipi kopi buatanku”
“Pasti enak rasanya”

Tidak seperti biasanya dia
Kaos oblong dan sarung putihnya hampir abu-abu
Sandal jepitnya biru muda dan hijau
Tas hitam kecil menyembul dari genggaman tangannya

“Tumben pagi-pagi datang ke sini”
Kutatap tajam matanya
“Kira-kira ada perlu apa?
Kegelisahan nampak menyeruak dari wajahnya

“Saya tahu ini kepagian”
Katanya agak gugup
“Tetapi ada keperluan yang ingin saya sampaikan”
Lanjutnya sambil membuka tas hitamnya

Ada kilatan di dalam tas itu
Dia mendekat dan menodongkan sebilah pisau padaku
“Aku bermaksud merampokmu”
“Pisau ini akan bertindak sesuai keinginanku”

Aku melongo
Tanganku meraba darah di bajuku
Masih melongo
Dihujamkannya pisau berkali-kali di dadaku

Aku tetap melongo dan jatuh terkapar
Kutatap dia dengan mata nanar
Oh … My Charming Man
Why?

7 Februari 2008



BUKAN SITI NURBAYA
Oleh Vianbonie

Kata orang Cinta perlu pengorbanan
Bah! Aku tidak percaya
Ayah bilang Menurut kata orang tua itu kerharusan
Pertanyaanku! Untuk orang tua macam apa

Pengorbanan tak berlaku untuk Oshin
Mejadi penurut syarat mutlak untuk Kenshin

Pelangi di tepi danau menjadi saksi
Sumpah setia Oshin dan Kenshin
Hingga suatu hari pelangi tertutup awan
Yang hitam berarak menyelimuti sanubari

Warna lembayung di ufuk barat memberi isyarat
Berhentilah menunggu pangeran berkuda
Lalu hujan salju datang terencana
Mencairkan suasana panas menyengat

Bangun Oshin! Bangun!
Ini bukan negeri dongeng!
Ini kenyataan!

Sontak Oshin kaget dan berteriak “kenshin …! Kenshin …! KENSHIN …!
“Kusebut namamu tiga kali”
“Cepatlah bangun!”
“Kau bukan Siti Nurbaya! BUKAN SITI NURBAYA!”

13 Juli 2008

Puisi Religi

MATINYA CINTA KASIH
Oleh Vianbonie

Dentuman keras menyentakkanku
Teringatku akan saudaraku
Jeritan dan tangisan si kecil mengiris kalbu
Mata kecil itu bertanya “Ada apa dengan negeriku?”

Langkah –langkah tegap sang jendral menyiutkan nyali
Yang lainnya hanya sekedar memaki
“Matilah cinta kasih!”
yang berjalan dengan tertatih

Sejenak terhenyak, pandangan itu menjadi nanar
penuh kebencian berkobar
Menusuk sangat dalam hatiku
dan merampas sukmaku

Ia bisikkan padaku sesuatu
tentang nyanyian jiwanya
Ketenangan senyumnya
Adalah kebimbangan dalam keraguanku

09 Maret 03


IJINKAN AKU MENGADU
Oleh Vianbonie

Tak semestinya hanya mengingat-Mu dikala sedih
Saat rasa senang mengalahkan perih
Begitukah Kau ciptakan insan ini
Yang berbekal nurani dan akal budi?

Kesalahan memang telah terjadi
Dia harus keluar dari dunia yang abadi
Anak cucu hanya sekedar mengikuti sembari berujar
“Betapa tidak adilnya dunia ini!”

Jika kenikmatan mudah didapat
Ada benarnya kesalahan dibuat
Saat dia memandang cakrawala
Pujian kan terus menggema

Maha Besar Tuhan seru sekalian alam
Kau ciptakan keindahan malam yang temaram
Kau bangunkan rembulan yang terlelap
Kau hamparkan permadani bintang
Kau birukan lautan yang surut dan pasang

Ampuni aku yang telah berani menyalahkan-Mu
Hukumlah aku dengan cinta-Mu
Aku hanyalah setitik debu dalam kuku-Mu
Aku adalah semut yang berjalan di depan kaki-Mu

Ampuni aku
Bimbinglah aku
Sinari aku dengan cahya-Mu
Perkenankanlah aku mengadu

11 Juni 03


KEMATIAN YANG INDAH
Oleh Vianbonie

Aku bertemu dengan Kematian
Yang keramahannya melenakan
Dengan tangan terbuka orang bersenandung menyambutnya
Puaskanlah Kematianmu!
Relakanlah sukmamu dalam dosa
Oh… indahnya Kematian

11 Desember 02


KERAGUAN
Oleh Vianbonie

Kupu-kupu hinggap lagi
Menghiasi bunga
Dia bertanya “Kau suka?”
Kujawab “Ya”

“Lihatlah kupu-kupu itu
warnanya fatamorgana
kepaknya rajawali
hisapannya racun bagi bunga”

“Lihatlah sekali lagi kupu-kupu itu
disuburkannya bunga
Lagipula indah warnanya
Lihatlah!”

Kupu-kupu selalu cantik dan indah
Mengapa kau gundah?
Tengoklah ke belakang
Saat berjalan di atas kuburan

29 November 02


RUMAH TUHAN
Oleh Vianbonie

Suara riuh rendah masih terdengar
Tak ada sorak sorai penonton
Tak ada tepuk tangan
Hanyalah ketakutan

Bergerombol mereka dalam pembicaraan
“Janganlah keluar
masjid dan gereja rumah Tuhan
Kita pindahkan mereka”

Sesaat mereka tertegun
Sinar kehidupan telah redup
Menyatu dalam pistol
Dan meriam yang mengepul

Sementara popok dan kerudung putih berserak diluar
Ada apa dengan keyakinan?

18 September 02


KEKASIH, BERCINTALAH DENGAN SUKMAKU
Oleh Vianbonie

Karena Kau adalah aku
Yang menyatu dalam kalbu
Karena jiwa sucimu
Ada dalam tiap nadiku

Tak bisa kuhentikan waktu
Tuk berpaling Darimu
Kekasih,
Bercintalah dengan sukmaku

4 Maret 02


IKHLAS
Oleh Vianbonie

“Minggu depan akan kukembalikan pinjamanku”
Itu janjiku pada sahabatku
“Bulan depan pasti kukembalikan uangmu”
Kata itu kuingkari kemarin dulu
“Tahun depan aku janji memberikan hakmu”
Dan tahun itu lewat tanpa dia kuberitahu

“Aku menagih janjimu”
“Katamu minggu depan, bulan depan sampai tahun depan kutunggu”
“Aku ragu apa kau punya uang untuk itu”
“Lebih baik kau lunasi sebelum ajal menjemputmu”

“Kau masih menanti pelunasan dariku?”
“Aku heran kau masih mengharapkan uangmu”
“Apa kau ikhlas meminjamkannya untukku?
“Jawab jujur pertanyaanku”

“Ikhlas katamu?”
“Tentu saja aku ikhlas menolongmu”
“Lalu kenapa kau masih mengharapkan pelunasanku?”
“Itu kan uangku”

“Patutkah kupertanyakan keikhlasanmu?”

24 Februari 2006

Membaca: Ketika Cinta Bertasbih

Di tengah tema film horor yang sedang booming, nama Habiburrahman El Shirazy mencuat ke permukaan dengan mengusung novel religi berjudul Ayat-ayat Cinta. Baik novel maupun filmnya meledak di pasaran.

Kesuksesan itu pula yang membuatnya ingin mengangkat novelnya dengan judul Ketika Cinta Bertasbih (di tulis dalam 2 buku) ke layar lebar. Bisa dipahami bahwa Kang Abik ingin syiar Islam dengan caranya. Terlepas dari itu, tulisan ini sekedar memberi masukan dan kritik yang membangun.

Ketika membaca novel Ketika Cinta Bertasbih, pikiran pembaca akan kembali pada novel sebelumnya yaitu Ayat-ayat Cinta. Latar belakang yang ada di kedua novel tersebut sama. Ada Mesir, ada sungai nil, ada perkuliahan di Kairo. Sedangkan tokoh sentralnya hampir serupa yakni seorang Indonesia yang menuntut ilmu di Kairo Mesir. Sepertinya pengarang terjebak dalam frame yang sama.

Dalam novel Ketika Cinta Bertasbih ini, Azam digambarkan sebagai seorang yang baik budinya, seorang yang santun, baik hati dan berbakti pada orang tuanya. Sebagai gambaran seorang yang baik budinya dan santun perangainya, Azam dengan tegas menolak French Kiss dari Eliana, anak seorang duta besar tang cantik, pintar dan banyak diidolakan orang. Hanya saja pilihan kata yang digunakan pengarang terlalu "touchy" (memerahkan telinga). Sebagai seorang yang santun, seharusnya bahasa yang digunakan bisa diperhalus.

Azam juga digambarkan sebagai seorang yang baik hati. Dikisahkan ketika dia pulang dari belanja untuk membuat bakso dan tempe, dia melihat ada dua orang mahasiswi Indonesia yang duduk dan terlihat sedih karena bukunya tertinggal di bis. Azam menawarkan jasanya untuk ikut mebantu mengejar bis dengan naik taksi. Dan kebetulan bukunya ketemu. Dari sini sudah bisa ditebak jalan ceritanya. Meski melewati jalan terjal dan berliku, singkat cerita Azam berjodoh dengan gadis itu. Namanya Ana Altafunnisa.

Sebelum Ana menikah dengan Azam, dia telah dilamar oleh sahabatnya sendiri bernama Furqon yang pintar dan berasal dari keluarga kaya raya. Penggambaran dua watak yaitu antara Furqon dan Azam sangatlah kontras. Azam seorang dari keluarga pas-pasan, kuliah tidak lulus-lulus dan pekerja keras. Sedangkan Furqon berasal dari keluarga kaya, sudah lulus S2 bahkan mau mengambil S3. Secara global bisa dikatakan bahwa Furqon itu pintar, sudah mapan, semua telah diraihnya sedangkan Azam sebaliknya.

Sampai suatu hari, Furqon didiagnosa mengidap HIV. Kejadian yang menimpa Furqon ini agak ganjil. Peristiwanya dimulai dari Furqon menginap dihotel dan berkenalan dengan seorang asing. Bisa dimengerti pembaca kalau pengarang ingin membalikkan nasib dua orang berbeda karakter ini. Akan tetapi entah bagaimana prosesnya, "bencana" yang menimpa Furqon sepertinya kurang pas. Dikatakan seperti itu karena memang sulit dipercaya. Furqon yang orang baik-baik itu, seorang lulusan S2 Universitas terkenal di Kairo, semudah itu percaya dengan diagnosa seorang dokter disana. Bukannya berprasangka akan tetapi bukankah dia itu pintar dan kaya. Apa tidak berpikiran cek ulang di tempat lain. Toh dia punya banyak duit.

Dari sini nampak jelas dua karakter yang bertabrakan. Furqon yang "sempurna" harus jatuh terjerembab karena diagnosa HIV yang pada akhirnya ternyata terdapat kekeliruan diagnosa. Sedangkan Azam yang pas-pasan justru mendapat "berkah" dari kemalangan yang menimpa sahabatnya. Kekontrasan nasib ini sepertinya "dipaksakan." Dengan kata lain, Furqon itu seperti pecundang dan Azam sebagai pemenang.

Secara keseluruhan, ada hal sentimentil yang kurang mengena . Penggambaran karakter Azam terasa agak berlebihan. Dia digambarkan bak angel bahkan sisi humanisnya terkikis.

Adapun tema yang diusungnya baik dalam Ayat-ayat Cinta maupun Ketika Cinta Bertasbih nyaris sama. Ada cinta, jodoh dan pernikahan. Akhirnya, novel religi beraliran "hero" ini ditutup dengan happy ending.

Membaca: Robohnya Surau Kami

Cerpen Robohnya Surau Kami karya AA. Nafis, nama yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Dari membaca judul cerpen, kesan religius jelas terpancar. Dilihat dari latar belakang, gaya bercerita, alur cerita, penokohan sampai pesan yang disampaikan bisa ditangkap secara beragam. Sindiran yang diwakilkan oleh tokoh kakek dan Ajo Sidi mungkin juga sindiran untuk banyak orang. Sangat menohok perasaan.

Cerita diawali di di surau, tempat kediaman kakek. Surau adalah tempat ibadah untuk umat muslim. Biasanya surau terdapat di desa karena bangunannya yang relatif lebih kecil daripada masjid. Surau yang terletak 1 km dari pasar ini dijaga oleh seorang garin, sebutan untuk penjaga surau dan orang-orang memanggilnya kakek.

Kakek tidak bekerja. Ia hidup dari sedekah yang dipungutnya setiap Jum'at dan mendapatkan fitrah Id setahun sekali. Hidupnya diabdikan sepenuhnya untuk mengurus surau dan beribadah. Kakek dikenal sangat taat beribadah dan jarang marah. Keahlian kakek adalah mengasah pisau. Bila orang-orang meminta tolong padanya, kakek tidak meminta imbalan tetapi jika diberi dia terima. Tak jarang kakek hanya mendapatkan ucapan terima kasih dan sedikit sunyuman.

Suatu hari sang tokoh kita datang kepada kakek. Tak seperti biasanya, kakek terlihat bermuram durja. Dia lihat kakek sepertinya habis mengerjakan sesuatu terbukti di sekitarnya masih berserakan pisau cukur, asahan dan lainnya. Dilihatnya sebilah pisau di dekat kakek. Dia mendekat dan bertanya kepada kakek kepemilikan pisau tersebut. Ternyata pisau itu milik Ajo Sidi, seorang yang terkenal suka bercerita dan membual. Dia suka bercerita dengan karakter orang disekitarnya sehingga membuat orang tersebut tersinggung dan marah. Demikian juga yang terjadi pada kakek.

Tokoh kita ini ingin tahu bualannya Ajo Sidi hingga membuat kakek marah. Kakek hanya bisa menahan geram karena usianya yang sudah senja. Ia tahu menahan marah itu adalah hal sulit untuk diamalkan. Sabar dan tawakal, itulah yang ingin ia amalkan.

Setelah didesak berkali-kali akhirnya kakek angkat bicara juga. Ia memulai ceritanya bahwa seluruh hidupnya dicurahkan untuk beribadah di surau itu. Ia tidak menikah, tidak bekerja dan tak punya rumah. Ajo Sidi mengatainya bahwa ia manusia terkutuk. Tentu kakek sangat keberatan dikatakan seperti itu. Kakek benar-benar sedih dibuatnya.

Lalu kakek bercerita bualan Ajo Sidi. Dikisahkan pada satu waktu di akhirat, orang-orang yang sudah kembali padaNya dikumpulkan dan ditanyai amalannya satu-persatu. Diantara mereka tersebutlah Haji Saleh. Semasa hidupnya, Haji Saleh merasa sudah melakukan semua perinyahNya. Over confidence, Haji Saleh senyam senyum dan berkacak pinggang seolah berkata " Selamat tinggal Neraka dan Sambutlah Aku Surga." Tibalah giliran Haji Saleh ditanyai olehNya. Pertama kali ditanya tentang siapa dia, dijawabnya dengan penuh keyakinan bahwa dia bernama Saleh dan ditambahkan pula olehnya karena dia sudah ke Mekah maka namanya menjadi Haji Saleh. Pertanyaan beralih tentang apa saja yang dia perbuat selama di dunia. Haji Saleh menjawab bahwa pekerjaannya selama di dunia selalu menyembah Allah setiap hari, setiap menit bahkan selalu menyebut namaNya dalam kondisi apapun. Haji Saleh juga mengatakan kalau dia tidak pernah berbuat jahat. DihadapanNyapun, Haji Saleh tetap memuji namaNya. Akan tetapi Haji Saleh mulai merasakan hawa panas api neraka di sekujur tubunya. Haji Saleh menangis. Berkali-kali Haji Saleh menceritakan puja-pujiNya selama ia hidup. Tapi Allah memerintahkan malaikat untuk segera menyeretnya ke neraka. Haji Saleh bingung. Ia yakin Allah salah menghukum. Alangkah tercengangnya dia saat masuk neraka. Disana banyak teman-teman di dunia yang terpanggang hangus dan merintih kesakitan. Kebingunannya semakin menjadi-jadi ketika dilihatnya di neraka itu banyak orang-orang yang tak kurang ibadahnya dari dia sendiri bahkan ada yang sudah berhaji 14 kali dan bergelar Syeh! Haji Saleh mendekat dan bertanya kepada mereka kenapa dimasukkan neraka. Ternyata mereka sama bingungnya dengannya. Mereka merasa Allah telah silap dan bersepakat melakukan demo.

Para pendemo menghadapNya dan menyatakan keberatannya. Allah bertanya kepada mereka dimana mereka tinggal dan serentak dijawab "Indonesia" yang tanahnya subur dan kaya bahan tambang. Akan tetapi kesuburan dan kekayaan alam itu tidak mereka urus sehingga mereka rela anak cucu melarat dan teraniaya semua. Mereka ikhlas kekayaan alamnya diberikan orang lain dan hal itu mengindikasikan bahwa mereka pemalas. Itulah yang membuat Allah menghukum mereka. Allah meyuruh manusia mengurus bumi dan kekayannya dan Allah tidak mabuk pujian. Maka Allah mengutus malaikat membawa mereka ke kerak neraka.

Tak percaya apa yang didengar, akhirnya mereka bertanya kepada malaikat tentang kesalahannya. Malaikat menjawab kalau mereka egois dan terlalu takut masuk neraka sehingga menelantarkan anak istri. Itulah olok-olokan Ajo Sidi kepada kakek.

Esok paginya sang tokoh kita dikabari istrinya bahwa kakek meninggal dunia dengan cara menggoroh lehernya dengan pisau cukur. Bukan main kagetnya, seketika dia pergi ke rumah Ajo Sidi si pembuat gara-gara. Dia hanya menjumpai istri Ajo Sidi dan diberi tahu kalau Ajo Sidi berpesan kepada istrinya untuk membelikan kain kafan sebanyak tujuh lapis buat kakek. Tokoh kita melongo saat istrinya Ajo Sidi mengatakan kalau suaminya pergi bekerja.

Sepeninggal kakek, nasib surau itu selanjutnya tidak ada yang mengurus. Cara kakek mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri membuat semua pengorbanan dan ibadahnya terbuang percuma. Kakek digambarkan gila beribadah dan Ajo Sidi gila kerja. Kakek adalah simbol kematangan seseorang baik dalam segi kehidupan maupun beribadah. Kakek terlalu sibuk dengan urusan akhirat sehingga tak memikirkan urusan dunia. Sindiran Ajo Sidi yang mengambil nama Haji Saleh sangat merejam rasa. Betapa tidak! Nama Saleh ternyata kontras dengan arti saleh itu sendiri dan bergelar Haji pula.Lebih jauh tentang sindirannya kepada kakek menyiratkan bahwa Haji Saleh memfokuskan hidupnya untuk ibadah dan ibadah kepadaNya saja karena terlalu takut pada neraka. Ini menyiratkan bahwa dia melakukan ibadah bersyarat. Dalam artian bahwa Haji Saleh tidak ikhlas dalam beribadah karena mengharapkan surga. Di jelaskan dalam kitab jika manusia melakukan segala sesuatu dengan lillahita'ala berarti manusia tak terpengaruh iming-iming surga atau ancaman neraka karena surga dan nerakapun makhluk ciptaanNya. Secara tersirat dapat pesan moral yang bisa dipetik bahwa manusia seharusnya beribadah tanpa pamrih apapun. Jika sudah waktunya dipanggil Yang Diatas, maka manusia kembali kepadaNya, bukan kembali ke Surga atau Neraka.

Adapun surau merupakan tempat suci yang harus dijaga seperti juga hati manusia yang harus terjaga kesuciannya. Surau yang roboh karena diambil kayunya merupakan simbol runtuhnya sendi keimanan seseorang. Dalam hal ini diwakili oleh tokoh kakek yang membunuh keimanannya. Kakek dipandang matang dari sisi dunia dan akhirat. Dalam Bahasa Jawa biasa disebut sepuh yang bisa berarti sepuh usianya ataupun sepuh ilmunya.

Sedangkan pekerjaan yang hanya menggantungkan belas kasihan orang lain seperti pekerjaan kakek tidak diperintahkan Allah Sang Pencipta. Dalam hadits dikatakan bahwa tangan diatas lebih baik dari tangan di bawah. Segala sesuatu yang berhubungan dengan duniawi haruslah dijalani seimbang dengan urusan akhirat. Bukankah manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi?

Sekali lagi digarisbawahi oleh pengarang cerpen bahwa diantara kita mungkin ada yang merasa ibadahnya paling bagus dan pahalanya sudah banyak. Jangan sampai kita terjerumus ke dalam sombong beribadah bahkan ingin mendapat pujian dari sesama. Naudzubilah mindzalik. Ingatlah bahwa kacamata manusia dan Allah berbeda. Ibadah kita diterima atau tidak sepenuhnya ada dalam wilayah kekuasaan Allah. Akhirnya, pelajaan yang diambil dari cerpen ini adalah beribadahlah secara vertikal/habluminallah dan horisontal/habluminannas.
Semoga bermanfaat.
Untuk Saudaraku di Gaza
Oleh Vianbonie

Kepulan asap hitam membumbung tinggi
Suara tembakan dan meriam tak ada henti
Jerit tangis bayi menyayat hati
Pilu dan sedih bergandengan tiap hari

Derap kaki tentara berlari-lari
menyusuri lorong jalan sempit dan sepi
Membawa senjata api sambil berteriak memaki
"Ayo, semua berkumpul di sini"

Tatapan mata nanar dan membuncahnya air mata
dari rakyat jelata yang tak pegang senjata
Anak-anak, orang tua dan wanita berkumpul di satu rumah
Dor! Dor! Dor! , bunyi tembakan terdengar memecah malam yang tak cerah

Adakah harga nyawa di sana?
Apakah kemanusiaan telah sirna?
Kerakusankah penyebab ini semua?
Atau telah buta dan matikah mata dan hatinya?

Mengapa aku hanya diam menyaksikannya?
Mengapa engkau hanya terpana tak berdaya?
Ya Allah, ada apa dengan Gaza?
Mohon dengan sangat, ampunilah hamba

10 Januari 2009

Penelitian: Bulan Terbelah Dua

Mukjizat Rasulullah : Membelah Bulan

Mungkin bisa menjadi pelajaran bagi kita semua….
Assalamu'alaikum wr wb
Terlampir adalah foto bulan koleksi NASA dari pesawat Apollo 10. Semoga hal itu akan semakin menyempurnakan keyakinan kita terhadap kekuasan Allah (swt) dan kerasulan nabi Muhammad (saw).
Dalam Bukhari dan Muslim, juga dalam kitab2 hadits yang terkenal lainnya, diriwayatkan bahwa sebelum Rasulullah (saw) hijrah, berkumpullah tokoh2 kafir Quraiy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah dan Al 'Ash bin Qail.
Mereka meminta kepada nabi Muhammad (saw) untuk membelah bulan. Kata mereka, "Seandainya kamu benar2 seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua."
Rasulullah (saw) berkata kepada mereka, "Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?"
Mereka menjawab, "Ya." Lalu Rasulullah (saw) berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi dua. Rasulullah (saw) memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah (saw) berkata, "Hai Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu."

Demikian jauh jarak belahan bulan itu sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Akan tetapi orang2 kafir yang hadir berkata, "Ini sihir!" padahal semua orang yang hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan seksama.

Atas peristiwa ini Allah SWT menurunkan ayat Al Qur'an: " Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah. Dan jika orang2 (kafir) menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka mengingkarinya dan mengatakan bahwa itu adalah sihir." (QS. Al Qomar 54:1-2)
Apakah kalian akan membenarkan ayat Al-Qur'an ini yang menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris? Di bawah ini adalah kisahnya. Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof.Dr.Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah?
Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan hal itu di University Cardif, Inggris bagian Barat. Para peserta yang hadir bermacam2, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an.

Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, " Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi "Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah" mengandung mukjizat secara ilmiah?
Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka hal itu adalah mukjizat yang terjadi pada masa Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam, sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi2 sebelumnya.

Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits2 Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan hadits2 Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.
Dan memang Allah ta'alaa benar2 maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah Munawarah. Orang2 musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (dengan nada mengejek dan
meng-olok2)?" Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan?"
Mereka menjawab, "Coba belah bulan..." Rasulullah pun berdiri dan terdiam, berdoa kepada Allah agar menolongnya. Lalu Allah memberitahu Muhammad saw agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan se-benar2-nya. Serta-merta orang2 musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar2 telah menyihir kami!"

Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir" orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Lalu mereka pun menunggu orang2 yang akan pulang dari perjalanan.

Orang2 Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, orang2 musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?" Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah
menjadi dua dan saling menjauh masing2-nya kemudian bersatu kembali..."
Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: "Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda2 kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap... (sampai akhir surat Al-Qamar).

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar.
Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai Tuan, bolehkah aku menambahkan?" Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab:"Dipersilahkan dengan senang hati."

Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama2 (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna2 Al-Qur'an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka2 terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: "Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah..."
Aku bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu? Maka, aku pun berhenti membaca ayat2 selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari2. Akan tetapi Allah maha tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.

Suatu hari aku duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi antara seorang presenter Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut bercerita tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan.
Presenter berkata, "Andaikan dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak gunanya." Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, "Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik pada segi kedokteran, industri ataupun pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia2, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia."

Dalam diskusi tersebut dibahas tentang turunnya astronot hingga menjejakkan kakinya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana yang begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?
" Mereka pun menjawab, "Tidak! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun."
Mendengar hal itu, presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai hingga demikian mahal taruhannya?" Mereka menjawab, " Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali ! Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batu2-an yang terpisah (karena) terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Kami meminta para pakar Geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali!"

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, " Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, 'Mukjizat (kehebatan) benar2 telah terjadi pada diri Muhammad shallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar2 telah meng-olok2 AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, hingga 100 juta dollar, hanya untuk menetapkan akan kebenarann muslimin!
Agama Islam ini tidak mungkin salah.….
Lalu aku pun kembali membuka Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar.
Dan saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam."

Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq
(Sabtu, 22 Sya'ban1424H/18-10-2003M)
http://hidayatullah.com/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=46&func=view&catid=25&id=18199#18199

Penelitian: Suara tumbuhan

Penemuan mengejutkan tentang suara tumbuhan
Aug 30, '06 11:09 AM
for everyone

Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.
Para ilmuwan selama hampir 3 tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini berhasil menganalisis denyutan / detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhoiyah ) dengan sebuah alat canggih yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik !!!
Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang profesor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena bahkan semuanya tercengang tidak tahu harus berkomentar apa.
Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Inggris, dan di antara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Setelah 5 hari mengadakan kajian dan penelitian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: "Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1.400 tahun yang lalu !"
Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.
Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah SWT:
"...Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Isra’: 44)
Tidaklah suara denyutan halus tersebut melainkan lafazh jalalah (nama Allah SWT) sebagaimana tampak dalam layar.
Maka keheningan dan keheranan yang luar biasa menghiasi aula di mana ilmuwan muslim tersebut berbicara.
Subhanallah, Maha suci Allah! Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini! Segala sesuatu bertasbih mengagungkan nama Allah SWT. Akhirnya orang yang bertanggung jawab terhadap penelitian ini, yaitu profesor William Brown menemui sang ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang di bawa oleh seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1.400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia memberikan hadiah al-Qur'an dan terjemahnya kepada sang profesor.
Selang beberapa hari setelah itu, profesor William mengadakan ceramah di Universitas Carnich -Miloun, ia mengatakan: "Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam al-Qur'an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan syahadatain: "Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya!"
Seorang profesor ini telah mengumumkan Islamnya di hadapan para hadirin yang sedang terperangah.
Allahu akbar ! Kemuliaan hanyalah bagi Islam, ketika seorang ilmuwan sadar dari kelalaiannya, dan mengetahui bahwa agama yang haq ini adalah Islam! (Faiz)*

Sumber :
Majalah Qiblati
Vol.01 / N0.11 / Thn.2006 / 1427 H

Penelitian: Air Bisa Mendengar

Subject: "Ternyata air dapat mendengar"
Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup." (Q.S. Al Anbiya:30)

Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpa
air semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Emoto dari
Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku
air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama
Shinto, lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lantas difoto
dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata
molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi
dengan membacakan kata, "Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)" di
depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu
dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, "Arigato". Kristal
membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata
"setan", kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart,
kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal
diperdengarkan, kristal hancur.

Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan "peace" di depan
sebotol air, kristal air tadi mengembang bercabang-cabang dengan
indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam
dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Subhanallah. Dr. Emoto
akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss,
Berlin, Prancis, Palestina, dan ia kemudian diundang ke Markas Besar
PBB di New York untuk mempresentasikan temuannya pada bulan Maret 2005
lalu. Ternyata air bisa "mendengar" kata-kata, bisa "membaca" tulisan,
dan bisa "mengerti" pesan. Dalam bukunya The Hidden Message in
Water, Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam
pesan, seperti pita magnetik atau compact disk.

Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak
di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain.
Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa air putih yang didoakan
bisa menyembuhkan si sakit. Dulu ini kita anggap musyrik, atau paling
sedikit kita anggap sekadar sugesti, tetapi ternyata molekul air itu
menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat
kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit.

Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air. Darah
82% air. Tulang yang keras pun mengandung 22% air.

Air putih galon dirumah, bisa setiap hari didoakan dengan khusyu kepada Allah, agar anak
yang meminumnya saleh, sehat, dan cerdas, dan agar suami yang meminum
tetap setia. Air tadi akan berproses di tubuh meneruskan pesan kepada
air di otak dan pembuluh darah. Dengan izin Allah, pesan tadi akan
dilaksanakan tubuh tanpa kita sadari. Bila air minum di suatu kota
didoakan dengan serius untuk kesalehan, insya Allah semua penduduk yang
meminumnya akan menjadi baik dan tidak beringas.

Rasulullah saw. bersabda, "Zamzam lima syuriba lahu",

"Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya".

Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang.

Barangsiapa minum untuk menyembuhkan sakit, dia akan
sembuh. Subhanallah ... Pantaslah air zamzam begitu berkhasiat karena
dia menyimpan pesan doa jutaan manusia selama ribuan tahun sejak Nabi
Ibrahim a.s.

Bila kita renungkan berpuluh ayat Al Quran tentang air, kita akan
tersentak bahwa Allah rupanya selalu menarik perhatian kita kepada air.
Bahwa air tidak sekadar benda mati. Dia menyimpan kekuatan, daya rekam,
daya penyembuh, dan sifat-sifat aneh lagi yang menunggu disingkap
manusia. Islam adalah agama yang paling melekat dengan air. Shalat
wajib perlu air wudlu 5 kali sehari. Habis bercampur, suami istri wajib
mandi. Mati pun wajib dimandikan. Tidak ada agama lain yang menyuruh
memandikan jenazah, malahan ada yang dibakar. Tetapi kita belum
melakukan zikir air. Kita masih perlakukan air tanpa respek. Kita buang
secara mubazir, bahkan kita cemari. Astaghfirullah.

Seorang ilmuwan Jepang telah merintis. Ilmuwan muslim harus
melanjutkan kajian kehidupan ini berdasarkan Al Quran dan hadis.

Wallahu a'lam ...

adopted from: INAFE 2006
http://www.mail-archive.com/buni@yahoogroups.com

Situs Faith Freedom: Tak Sesuai Namanya

Terhenyak bercampur kaget. Itulah kesan pertama ketika aku membuka situs www.faith freedom international.org. Tak sesuaii nama situsnya, kebencian terpampang jelas di sana. Namanya juga faith freedom, tapi yang ada justru pemaksaan. Kebebasan berkeyakinan tak sedikitpun tersentuh di web ini.

Bulan yang lalu aku lihat berita di TV kalau situs ini telah ditutup, tapi ternyata sekarang sudah online lagi. Informasi baik berupa berita, artikel atau dialog antar anggota yang disampaikan sungguh menusuk perasaan kaum muslim di seluruh dunia. Isinya hanya menghujat Nabi Muhammad dan melecehkan Allah Pencipta Alam Semesta. Kalau orang-orang itu menghujat Nabi Muhammad SAW, sampai kiamatpun, Islam tidak akan pernah menguhujat Nabi Isa atau Yesus menurut versi mereka karena Nabi Isa juga nabinya umat Islam. Membaca dialog antar anggotanya, Masya Allah, norak banget bahkan cenderung berlebihan. Kayaknya bukan dialog dengan sesama manusia dech, lebih pasnya seperti dialog dengan ... (tau sendirilah). Membludaknya kebencian terhadap Islam dan Nabi Muhammmad demikian nyata. Jadi pengen tau, apa sih doktrin yang dimasukkan ke kepala orang-orang itu? Sedikit yang aku tau, kalau di kepercayaan mereka, menggiring domba-domba yang tersesat itu merupakan suatu kewajiban bagi setiap pemeluknya. Ajakan seperti itu kurasa tidak beda dengan ajaran agama lain. Tapi nggak perlu mengolok-olok gitu kan. Kata orang hal kayak gitu sih debat kusir. Orang jawa bilang omong sampe munthuk ya percuma. Kepercayaan koq diperdebatkan. Apa sih untungnya?

Hidup di dunia sekali mbok dibuat enteng sajalah. Kalo boleh menyitir tulisan Emha Ainun Najib nih, agama itu ibaratnya seperti istri atau suami seseorang. Pernah gak anda perhatikan istri atau suami orang lain secara spesifik? Jari kakinya ada lima atau tujuh? Ada tanda lahir di telapak kakinya gak? Etiskah kita ngurusin istri atau suami orang lain? Itu ibarat agama orang lain. Dengan kata lain, kita gak perlu ngurusin kepercayaan orang lain. Biarlah mereka melakukan ibadahnya sesuai kepercayaannya dan kita beribadah sesuai keyakinan kita. Live in peace. Bukankah itu lebih enak.

Ringkasan ringan: Pramudya's Bumi Manusia

Pramudya Ananta Toer. Nama itu sangat familier di Indonesia bahkan berbagai penghargaan di berikan kepadanya dalam penagbdiannya di bidang sastra. Pramudya yang di kenal sebagai sastrawan tiga jaman ini kehidupannya dulu tak lepas dari kerja paksa,penjara dan pemberangusan karya-karyanya.

Salah satu karyanya yang fenomenal adalah Bumi Manusia. Mengharu-biru. Seperti itulah gambarannya. Novel ini merupakan jilid satu dari tetralogi pulau Buru. Pramudya tetap menulis dan menghasilkan karya sastra bagus meskipun diasingkan di pulau Buru. Salut untuknya.

Novel Bumi Manusia bersetting pada abad 19 dimana penjajahan Belanda masih kental di bumi pertiwi. Narasinya begitu menyentuh sehingga pembaca seakan-akan mengalami dan menyaksikan keadaan serba sulit pada masa itu. Penokohannya kuat dan alur ceritanya terfokus. Sedangkan gaya bahasa yang dipakai pengarang seakan-akan mengalir begitu saja. Pilihan kata yang dipakai cukup bisa dipahami pembaca. Lewat karakter Minke, Annelis, Nyai Ontosoroh dan lain-lain, Pramudya bercerita sejarah Indonesia melalui novel.

Minke adalah tokoh utama dalam novel ini. Meski itu hanya nama julukan dari kata monkey tapi dia tak peduli, bahkan mana itu lebih terkenal dari nama aslinya. Minke bukanlah dari keluarga miskin, terbukti dia bersekolah di HBS, sekolah pada masa itu yang diperuntukkan bagi mereka yang berduit. Sementara yang pas-pasan hanya mengenyam pendidikan Sekolah Ongko Loro. Minke merupakan karakter yang open minded. Perlakuan penjajah terhadap anak pribumi dan anak indo mengusik hatinya. Dia telah mengalami sendiri ketika masuk sekolah pertama kali, pakaian eropanya harus diganti dengan pakaian tradisional atau disebut beskap (bahasa Jawa). Baju yang dipakai seseorang kala itu menunjukkan status sosial orang tersebut. Minke ingin mendobrak streotype lama dengan yang baru.

Dari kehidupannya yang sering berjumpa dengan indo dan londo totok membuat pergaulannya lebih luas. Satu hari dia berjumpa dengan Annelis Mellema, seorang gadis indo anak dari Herman Mellema dan Nyai Ontosoroh (seorang pribumi). Gayung bersambut, cintapun bersemi. Annelis adalah gadis pekerja keras. Dia mewarisi keuletan ibunya yang meskipun seorang yang tak mengenyam pendidikan formal akan tetapi dia cepat belajar dari suaminya sehingga dia mampu meneruskan mengelola bisnis keluarga Mellema. Sosok Sanikem atau Nyai Ontosoroh yang keras perwatakannya tak luput dari pengalaman hidupnya yang getir. Orang tuanya menyerahkan dia kepada seorang totok Belanda yang tak dia kenal untuk menjadi nyai (istilah saat itu untuk menyebut simpanan. Sanikem seperti terlempar ke dunia asing yang harus dimasukinya dan dia harus berjuang sendirian. Suatu potret sosial masyarakat yang sangat miskin moralnya sehingga menjual anaknya kepada orang kaya yang akan mengirimi uang dan segala kebutuhan mereka. Pengalaman hidupnya membuat wataknya menjadi keras demikian juga didikan kepada anak-anaknya. Dia mempunyai dua orang anak, Annelis dan Robert. Pekerja keras rupanya ditunjukkan oleh karakter Annelis.

Minke mulai mengenal keluarga ini dan mengagumi kegigihan sang Nyai. Annelis suatu hari mengalami kejadian yang tak seharusnya terlebih-lebih terjadi di rumahnya sendiri. Robert Suurhof, seorang teman kakaknya yang menaruh hati padanya mengejarnya dan memaksakan keinginannya. Annelis tak berani menceritakan kejadian ini baik kepada ibunya ataupun kepada Minke.

Minke akhirnya menikah dengan Annelis. Dia menerima Annelis dengan segala kekurangannya. Hingga pada satu hari datanglah seorang Belanda bernama Maurits Mellema. Dia mengaku sebagai anak sah dari Herman Mellema di Nederland. Dia meminta seluruh hak dan kekayaan ayahnya yang membuat ayahnya frustasi dan lari ke minuman keras sampai mati. Herman Mellema mempunyai anak dan istri di negara asalnya, akan tetapi dia menikah dengan wanita pribumi dan mempunyai anak pula. Dari pengadilan diputuskan bahwa perkawinan Nyai Ontosoroh dengan Herman Mellema tidak sah berikut perkawinan Minke dan Annelis. Pengadilan memutuskan bahwa seluruh harta dan kekayaannya jatuh ke tangan Maurits Mellema. Sistem pengadilan saat itu tidak memberikan kesempatan pribumi membela diri. Maka Annelis Mellema harus di bawa Maurits ke Belanda. Pada saat itu Annelis jatuh sakit, akan tetapi hukum yang berlaku telah memaksanya dan memisahkannya dari ibu kandungnya dan suaminya. Sungguh ironis, orang asli yang punya negara tidak bisa berbuat apa-apa. Hukum yang berkuasa memutuskan hubungan ibu dan anak, suami dan istri. Hukum butan manusia yang semena-mena dan lunturnya kemanusiaan yang menyentuh sampai di dasar hati. Novel satire ini menggambarkan carut-marutnya bumi yang dihuni oleh makhluk bernama manusia. Kiranya kita bisa memetik pelajaran moral dari novel ini.