02 September 2009

Isu Terorisme

Setelah penyerbuan Densus 88 terhadap Ibrohim di Temanggung yang berakhir dramatis, kepolisian semakin meningkatkan kewaspadaan dengan menyebar personelnya untuk mengawasi kegiatan dakwah umat Islam.


Banyak pihak menanggapinya beragam. Dari PBNU menanggapinya secara santai, karena dari sekian ribu warganya tidak atau belum ada satupun santri yang terlibat terorisme, kata Pak Said A Siraj kemarin malam di Televisi. Sementara pihak lain mengatakan kalau itu terlalu berlebihan dan berimbal buruk akan imej agama Islam. Yang lain lagi berpendapat kalau itu buang-buang waktu karena sistem perekrutannya cenderung eksklusif.


Seorang teman iseng-iseng tanya, “Kalau mau mendaftar jadi suicide bomber di mana ya?” Dari obrolan dengan teman-teman, hampir semua khawatir akan citra buruk Islam. Seolah-olah agama Islam identik dengan kekerasan dan kekejaman. Penggiringan ini lama-lama akan mengerucut dan membentuk imej negatif pada Islam. Bangsa Indonesia adalah negara dengan mayoritas Muslim yang cukup besar di dunia. Sekarang ini marak pemberitaan yang mengatakan kalau Indonesia sarang teroris atau Terorisme berkembang pesat di Indonesia. Ini sudah gawat. Dan si gembong teroris yaitu Nurdin M Top diketahui berasal dari Malaysia yang hampir tiap tahun menteror dan mengobrak-abrik tanah air kita. Didukung dengan ulah Malaysia akhir-akhir ini, maka semakin kentallah bibit sentimen anti-Malaysia. Yang agak menjengkelkan, kenapa justru negeri kita yang di teror malah dicap jelek padahal si aktor intelektual berasal dari Malaysia. Yang memprihatinkan, jika orang-orang dari negeri sendiri melekatkan imej buruk itu, alangkah pedihnya hati ini. Sungguh!