29 Oktober 2010

Galau Merapi

Langit tanpa bintang

Mendung bergelayut riang

Bulan enggan menyapa

Malam kian menghampa


Pandangku jatuh di horizon

Semburat merah terkesan indah

Mengalir tenang dan pelan

Melumat yang terlewat bak air bah


Saat nafas kau hembuskan

Kami rasai panas tubuhmu

Ketika tangis darah kau lelehkan

Kami kenali kesedihanmu


Putihnya awan tanda sakitmu

Memilukanku

Merah air matamu

Menakutkanku


Tuhan…

Tolong dengarkanlah jerit tanpa suara ini

Mohon sembuhkanlah sakitnya

Tolong sudahi kesedihannya


Sesaat kurasa tubuhku serasa melayang diatas horizon

Kulihat seorang kakek bermuram durja

Kudekati dan bertanya mengapa

Kakek berpesan

“Sampaikan pada para pemimpin negeri, betindaklah benar agar alam tenteram”


Oleh Vianbonnie

Solo, 27 Oktober 2010

27 Oktober 2010

Merapi Meletus!

Indonesia di guncang bencana. Setelah sebelumnya tersiar kabar terjadinya gempa diikuti oleh tsumani di Mentawai yang memakan ratusan korban, kini kabar meletusnya gunung berapi teraktif di dunia santer terdengar sejak kemarin. Hari selasa 27 Oktober 2010 pukul 17.02 WIB, gunung merapi meletus yang ditandai keluarnya awan panas atau penduduk lokal menyebutnya wedhus gembel.

Menurut laporan Surono telah terjadi erupsi gunung Merapi mulai pukul 17.02 WIB selama 9 menit dan terus bererupsi sampai pukul 18.21.

Akibat erupsi tersebut, dilaporkan bahwa sejumlah orang lemas dan mengalami luka bakar. Sementara itu, seorang aktifis menemukan rumah Mbah Marijan sudah dipenuhi abu vulkanik, pohon-pohon tumbang dan terbakar. Belasan orang tewas di sekitar rumah Mbah Maridjan di dusun Kinahrejo Cangkringan Sleman Jogjakarta. Jenazah Mbah Mardjan ditemukan pada pukul 05.00 WIB dalam posisi sujud di dekat rumahnya.

Petugas kamar jenazah Rumah Sakit Sardjito memastikan hal tersebut sehari setelah menerima jenazah tersebut. Sugeng tindak Mbah Maridjan. Empati dari lubuk hati yang terdalam untuk para korban erupsi Merapi. Dan juga untuk ratusan korban Tsunami di Mentawai yang terjadi sebelum bencana merapi.

Let’s pray for Indonesia.

09 Oktober 2010

MOTIF

Ketika seseorang bertanya kepadaku “Adakah kau rasa bahwa apa yang kau rasa selama ini mendekati kebenaran?”

Aku bertanya, “Rasa apakah itu?”

Dia menjawab, “Motif”

Ya, ini berkenaan dengan motif atau sesuatu yang melatarbelakangi tindakan seseorang yang kalau dirasakan sepertinya mengerucut ke arah “kebenaran.”

Adakah motif yang melatarbelakangi seseorang bekerja?

Adakah motif seseorang memberikan bantuan?

Adakah motif seseorang mencuri?

Sampai dengan urusan ibadah sekalipun, Adakah motif seseorang berpuasa, shodaqoh dan dzikir?

Apa jadinya jika motif seseorang melakukan sesuatu ternyata lebih dominan atau bisa jadi justru sebaliknya. Hanya diri sendiri yang tau jawabnya. Mari kita renungkan, rasakan dan temukan jawabnya dari lubuk hati terdalam.

Solo, 23 Oktober 2009