15 April 2010

TANJUNG PRIOK BERDARAH (LAGI)

Perhatian publik kini terpusat pada bentrokan atas penggusuran makam Mbah Priok. Penggusuran dilakukan oleh Satpol PP dengan berbekal Surat Penertiban yang berakhir ricuh dan bahkan jatuh korban tewas dari kedua belah pihak.

Lalu siapa sebenarnya mbah Priok? Kita harus kembali melihat pada tiga abad silam berkenaan serentetan sejarah panjang tentang Mbah Priok meskipun hanya cerita tutur rakyat yang kemudian telah menjadi folklore berkaitan dengan asal usul nama Tanjung Priok. Diceritakan bahwa Mbah Priok yang dilahirkan di Palembang pada tahun 1727 adalah seorang aulia bernama Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad Husain Ass Syafi'i Zuñirá atau biasa disebut Habib. Beliau adalah penyebar agama Islam di Batavia pada abad ke-18 yang tentunya berkaitan erat dengan sejarah kota Jakarta dan dari beliaulah asal mula nama Tanjung Priok. Menurut catatan, Hasan bin Muhammad bersama Al Arif Billah Al Habib Ali Al Haddad pergi ke pulau Jawa untuk misi dakwah Islam pada tahun 1756 dengan naik kapal ke Batavia selama dua bulan. Rintangan yang dihadapi mereka adalah berhadapan dengan armada Belanda dengan persenjataan lebih canggih. Memang tak banyak yang dapat diceritakan tentang sejarah Mbah Priok ini.

Sebelum peristiwa Ptiok berdarah ini, makan Mbah Priok telah menyeruak ke permukaan karena “menarik” perhatian para ilmuwan dari luar negeri. Yang menjadi pertanyaan, “Apa sih menariknya sebuah makam di mata ilmuwan luar negeri?” Menurut Habibina, pengurus makam ini menuturkan bahwa para ilmuwan yang mengaku utusan dari Amerika, Jerman, Rusia, dan Australia mendatangi ahli waris untuk mengklarifikasi sinar yang memancar dari makam hingga ke luar angkasa yang tertangkap oleh satelit mereka. Mereka melacak keberadaan sinar tersebut yang ternyata berada di Indonesia dan menduga bahwa sinar tersebut merupakan senjata laser. Kekecewaan dan kebingungan serta merta menghinggapi para ilmuwan karena ternyata sinar tersebut berasal dari makam Mbah Priok.

Makam Mbah Priok oleh masyarakat setempat diyakini sebagai makam aulia penyebar agama Islam yang bersejarah dan sudah sepantasnya dipertahankan, bukannya di gusur. Makam ini ramai dikunjungi masyarakat karena setiap tahun diselenggarakan acara “haul” Mbah Priok. Jikalau ada kearifan lokal dalam melihat Makam Mbah Priok karena sejarah tidak akan berulang, once in a life time.

14 April 2010

Susno Duaji: A News Maker

Akhir-akhir ini sosok Susno Duaji wara-wiri di televisi bak selebriti. Tak dipungkiri bahwa Susno adalah A News Maker yang sensasional. Diawali dari pernyataannya tentang “Cicak Vs Buaya” ibarat anak panah lepas dari busurnya, berkaitan dengan kasus yang melibatkan dua petinggi KPK, Bibit dan Chandra yang menyulut simpati dan menarik perhatian masyarakat saat itu.

Sekarang, mantan Kabareskrim ini kembali membawa berita yang cukup menggemparkan dengan statemennya berkenaan dengan Markus pajak yang melibatkan Gayus Tambunan dan menyebut Mr. X dalam rapat DPR bidang III sebagai tokoh sentralnya. Belakangan terungkap bahwa Mr. X adalah Syahril Djohan, seseorang yang konon dekat dengan institusi POLRI dan Kejaksaan.

Kepulangan Syahril Djohan secara kebetulan sehari setelah "drama penangkapan” Susno Djuaji di Bandara Sukarno-Hatta yang dilakukan oleh Propam Mabes Polri pada sore hari sekitar pukul 17.00. Susno dinilai oleh Propam melakukan pelanggaran kode etik karena berencana ke luar negeri tanpa izin. Susno dinilai telah melanggar Pasal 6 huruf b dan c PP Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pelanggaran Disiplin Polri. Mengutip Sinar Indonesia Baru tentang pendapat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie, “Kurang baik saja masa ditangkap di bandara. Apalagi beliau saat ini jadi icon untuk bongkar masalah markus,” ujar Marzuki kepada wartawan di Gedung DPR, Selasa (14/4).

Susno Duaji berencana pergi ke Singapura untuk medical check up sedangkan Syahril Djohan justru meningggalkan Singapura untuk terbang ke Indonesia. Kedua orang yang konon kata orang dekatnya sudah seperti kakak-adik ini akan dipertemukan guna klarifikasi permasalahan yang terlanjur menggelinding bak bola salju dan sekarang ini menjadi perhatian publik. Warga masyarakat masih menunggu, “what happened next?”