10 Maret 2009

Nabi Adam Bukan Manusia Pertama

Apa yang terlintas di benak seseorang ketika mendengar nama Nabi Adam? Banyak orang yang sudah menjawabnya dengan jawaban yang sama yaitu Nabi Adam adalah manusia pertama. Benarkah demikian?

Mari kita tengok cerita masa kecil tentang Nabi Adam yang telah kita dengar belasan tahun yang lalu. Diceritakan bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama. Nabi Adam tercipta dari tanah liat yang dibentuk, setelah itu Allah meniupkan ruhNya dan kun fayakun. Jadilah Nabi Adam. Setelah itu Allah menciptakan Nabi Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam. Mereka hidup bahagia di surga hingga pada satu waktu, iblis membujuk mereka untuk makan buah khuldi atau buah larangan. Dalam cerita masa kecil, dikatakan kalau Nabi Hawa membujuk Nabi Adam agar memakan buah larangan. Karena melanggar larangan, akhirnya mereka berdua diturunkan ke bumi secara terpisah. Mereka dipertemukan Allah ratusan tahun kemudian. Ini hanya gambaran cerita masa kecil yang kudengar dulu. Mungkin anak-anak sekarang mendapatkan cerita yang sama tentang Nabi Adam. Tidak percaya? Tanya saja anak SD atau SMP, pasti sama cerita beda redaksi.

Aku merasa cerita itu kurang memuaskan dan bikin penasaran. Masih banyak hal menyisakan tanya seperti; Apa benar Nabi Hawa membujuk Nabi Adam makan buah larangan? Kalau benar mereka hidup di surga akhirat, kenapa ada setan yang berkeliaran di sana? Bukankah surga itu tertutup untuk setan dan iblis? Kenapa masih ada larangan di surga? Tanah liat yang digunakan untuk menciptakan Nabi Adam itu tanah liat dari surga atau dari bumi? Dan mungkin masih banyak pertanyaan yang ada dibenak banyak orang.

Al Qur’an menjelaskan proses penciptaan Nabi Adam dan Nabi Hawa. Meksi demikian tidak disebutkan bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama dan Nabi Hawa manusia kedua. Beberapa ayat Al-Qur’an mengindikasikan bahwa Nabi Adam dipilih untuk menjadi kholifah di bumi. Makna dipilih berarti diambil satu dari sekian banyak orang. Ijinkan saya mengutip dari http://forum.dudung.net sebagai berikut:
QS. Al A'raaf (7): 11
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu sekalian, lalu Kami bentuk tubuh kalian, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

Ayat di atas dimulai dengan kalimat ‘menciptakan kamu sekalian, lalu kami bentuk tubuh kalian’. Artinya, waktu itu Allah sudah menciptakan banyak manusia di muka Bumi. Baru kemudian memerintah para malaikat untuk bersujud kepada Adam.

Sayangnya, dalam kitab terjemahan bahasa Indonesia kata kum itu ditafsiri sebagai Adam. di sebelah kata ‘kamu’ diberi penjelasan dengan kata dalam kurung - (Adam). Padahal kita tahu bahwa kum adalah bermakna jamak - kalian semua.

Ini semakin jelas kalau kita baca ayat sebelumnya, berikut ini. Bahwa yang dimaksud dengan ‘kum’ itu adalah bangsa manusia secara keseluruhan. Spesies manusia.

QS. Al A'raaf (7): 10
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.

Dari 2 ayat yang berurutan di atas, kita bisa memperoleh kesimpulan bahwa Allah terlebih dahulu menciptakan bangsa manusia di muka Bumi, dengan segala sumber penghidupannya. Dan, kemudian memilih salah satu di antaranya sebagai khalifah di muka Bumi. Dialah Adam. Ditandai dengan perintah kepada malaikat untuk bersujud kepadanya.

Kalau Adam memang manusia pertama, ayatnya tidak akan berbunyi demikian. Diawalnya pastilah Allah mengatakan kepada Adam dalam bentuk tunggal: “Walaqad khalaqnaka - Dan sungguh telah Kami ciptakan kamu (Adam)...” Tapi, tenyata menggunakan kum.

Bukti lain tentang Adam bukan manusia pertama adalah ketika Allah berkata kepada malaikat mau menjadikan Adam sebagai khalifah. Informasi itu ada pada ayat berikut.

QS. Al Baqarah (2): 30
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Dari ayat diatas, malaikat “memprotes” ketika Allah SWT hendak menjadikan Adam kholifah di bumi. Hal ini mengindikasikan tiga kemungkinan yaitu:
1. Malaikat memiliki kemampuan melihat masa depan
2. Malaikat diberitahu Allah SWT
3. Malaikat pernah melihat kejadian itu sebelumnya
Kemungkinan No.1 dijelaskan di QS Al Baqarah: 32
"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Sedangkan kemungkinan No.2 dijelaskan di QS Al Baqarah: 30 seperti tertulis di atas. Praktis kemungkinan No.3 yang berlaku. Logikanya, jika sudah pernah ada pertumpahan darah sebelumnya, berarti pernah ada manusia sebelum Adam.

Mari kita telusuri penemuan ilmiah mengenai jejak kaki yang dikutip dari http://herdoniwahoyono.blogspot.com seperti tersebut di bawah ini:
Fosil jejak kaki yang mungkin tertua yang sudah tersingkap ditemukan di bulan Juni 1968 oleh William J. Meiste,r seorang kolektor fosil. Diperkirakan jejak kaki itu berumur sekitar 300-600 juta tahun yang lalu. Dengan bukti pendukung adanya seekor tribolet yang ada jejak fosilnya di bawahnya (seolah tribolet itu terinjak jejak kaki tsb). Tribolet adalah invertebrata laut berukuran kecil, kerabat dari udang dan kepiting yang banyak dijumpai sekitar 320 juta tahun yang lalu sebelum punah 280 juta tahun yang lalu. Hal yang sangat aneh, adalah jejak kaki manusia itu mengenakan alas kaki sederhana.... Ditemukan di Antelope Spring, 43 mil di barat Delta, Utah. (gambarnya tidak discan). Tanggal 20 Juli 1968, seorang geologi dari Tucson Arizona Dr. Clifford Burdick, meneliti jejak itu dan ditemukan jejak menumpuk di atas alas kaki itu seperti jejak seorang anak-anak. (kutipan Creation Research Society Quarterly, Desember 1968) dan masih banyak bukti-bukti penemuan tentang jejak kaki yang berumur puluhan juta bahkan ratusan juta tahun yang lalu.
Perkiraan adanya Adam menurut Doktor Adil Thoha Yunus di dalam bukunya, Hayat Al-Anbiya Bayna Haqoiq at Tarikh wa al Mukasyafat Al-Atsariyyah al-Jadidah) adalah sekitar 600 tahun sebelum masehi, ini didasarkan keterangan dari kitab Taurat yang tertua, transkrip Yunani yaitu masa antara Adam sampai al Masih, tepatnya adalah 5872 tahun.

Mari kita lihat lagi QS. Al Baqarah (2): 30. Ada dua hal yang perlu dicatat. Yang pertama, adalah kata inni ja'ilun fil ardhi khalifah – “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.

Kalimat tersebut tidak menggunakan kata ‘menciptakan’ (khalq) melainkan menggunakan kata ‘menjadikan’ (ja'ala). Jadi bukan mengadakan dari ‘tidak ada’ menjadi ‘ada’, melainkan ‘memilih’ dari yang sudah ada menjadi khalifah alias pemimpin bagi umat manusia di jaman itu.

Berkenaan dengan Adam Hawa yang makan Buah Larangan
Adakah larangan di surga? Pertanyaan ini mencuat pertama kali sewaktu mendiskusikan hal ini. Penjelasan buah larangan ada dalam QS Al Baqarah: 35) “ Kami berfirman, hai Adam tinggallah engkau bersama istri engkau dalam Jannah dan makanlah buah-buahan dengan senang yang engkau sukai dan janganlah engkau berdua dekati pohon kayu ini nanti kamu termasuk orang-orang yang aniaya.”
Dilanjutkan QS Al Baqarah ayat 36 “Maka keduanya diperdayakan setan lalu keluarlah keduanya dari apa yang telah dialaminya tadi dan Kami firmankan turunlah kamu, sebahagian menjadi musuh sebahagian yang lain dan bagi kamu kediaman dan kesenangan di dunia hingga seketika.”

Adam dan Hawa boleh makan apapun yang disenangi tapi dilarang mendekati pohon kayu. Pohon kayu itu memiliki buah bernama buah khuldi (kha, lam, dal) artinya menurut tipuan iblis, kalau makan buah khuldi, Adam dan Hawa akan kekal selamanya. Lalu keduanya diperdayakan setan sehingga melanggar larangan Allah SWT. Perlu dicatat penjelasan ini bahwa keduanya diperdayakan setan, jadi bukan Hawa yang membujuk Adam agar mendekati pohon kayu. Yang menjadi pertanyaan, Jika memang mereka hidup di sorga, bukankah hidup di sorga itu kekal? Kenapa juga mereka terhanyut rayuan iblis?

Selanjutnya mari kita lihat QS Thaha,118-119 “Sesungguhnya engkau tiada lapar di dalamnya dan tiada pula telanjang. Dan sesungguhnya tiada engkau haus di dalamnya dan tiada (merasa panas) waktu matahari naik.”

Dalam QS Al Baqarah: 35 telah dijelaskan, Adam dan Hawa boleh makan buah-buahan yang disenangi. Pertanyaannya, jika manusia kekal di sorga, apa benar di surga itu mengenal rasa lapar dan dahaga? Adakah matahari di sorga?

Pendapat Tentang Manusia Pertama
Berikut ini dicuplik dari http://herdoniwahoyono.blogspot.com
Alloh SWT berfirman dalam Al-Qur'an :
1. Ya ayyuhannaasuttaquu Robbakumul ladzii kholaqokum min nafsin waahidatin wa kholaqo minhaa zaujahaa wabats-tsa minhumaa rijaalan katsiiron wa nisaa-an (Q.S.4, An-Nisa' :1). Artinya : Wahai seluruh manusia, takutlah kamu semua kepada Tuhan mu yang menciptakan kamu semua dari DIRI YANG SATU (berjenis wanita) dan dari wanita yang satu itu Alloh menjadikan suaminya kemudian dari wanita dan laki-laki kedua-nya itu Alloh mengembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak.
2. Huwalladzii Kholaqokum Min nafsin Waahidatin, wa ja'ala minha zaujaha liyaskuna ilaiha. (Q.S.7, Al-A'rof :189). Artinya : Dialah yang telah menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU (wanita) dan dari pada wanita itu dijadikannya suaminya.
3. Huwalladzii ansya-akum min nafsin waahidatin….. (Q.S.6, Al-An'am : 98). Artinya : Dan Dialah yang menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU (berjenis wanita).
4. Kholaqokum min nafsin waahidatin tsumma ja'ala minha zaujahaa.. (Q.S.39, Az Zumar :6). Artinya : Dia menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU (berjenis wanita) kemudian dijadikan dari wanita yang satu itu suaminya.
Dalam ayat-ayat tersebut di atas ada kalimat "…Nafsin Waahidatin.." yang artinya "…diri yang satu..". Waahidun artinya satu dan Waahidatun artinya juga satu.
Tetapi di ayat Qur'an itu dipilih oleh Alloh adalah kalimat (kata) Waahidatun yakni ada huruf " TA" marbuthoh-nya, yakni SEBAGAI TANDA WANITA.

Kalau seandainya manusia pertama itu laki-laki maka kalimat nya dalam Qur'an bukanlah " Wakholaqo Minhaa Zaujahaa" tetapi berbunyi ," Wakholaqo Minhu Zaujahu ". Sebab "HU" itu dhomir laki-laki dan "HAA" itu dhomirnya wanita.
Dan dalam AL-QUR'AN tetap memakai " MINHA ZAUJAHAA".

Dari penjelasan beberapa ayat diatas, saya pahami bahwa MANUSIA PERTAMA ADALAH SEORANG WANITA, jadi Adam bukanlah manusia pertama karena dia laki-laki. Setalah itu baru diciptakan manusia kedua berjenis kelamin lali-laki. Adapun nama keduanya tidak pernah disinggung dalam Al Qur’an.

Jika ditarik kesimpulan dari empat ayat diatas, bahwa manusia pertama yang diciptakan Allah SWT adalah perempuan. Manusia pertama ini hamil atas kuasa Allah SWT (sebagaimana Maryam mengandung Isa) dan melahirkan anak laki-laki. Kemudian anak laki-laki itu menjadi suami manusia pertama setelah dewasa.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Siapa manusia pertama emang bikin penasaran. Tulisan ini setidaknya "merevisi" dogma yg terlanjur mendarah daging sedari kecil. Thanks infonya.

Unknown mengatakan...

Kira2 nabi adam dan hawa itu berkulit putih, hitam, kuning atau coklat ya? Soalnya kalau kedua ortunya bule gen kan anaknya jg bule. Trus kalo yg satu bule yg satunya item, anaknya bisa bule, item atao campuran. La yg kulit kuning ato sawo matang kayak aku nich gmn coba? Kemungkinannya emang nabi adam itu diturunkan di jazirah arab sono dan manusia sebelumnya itu dah diturunkan menyebar di bumi ini dg bermacam warna kulit, rambut, mata dsb dsb He he he .... Jd aq setuju kalo Nabi Adam itu bukan manusia pertama tp Adam adalah khalifah pertama, the choosen man gt loh...

Anonim mengatakan...

maaf bung, kalo menurut saya, apa yang anda tuliskan adalah sebuah "argumen" anda terhadap ayat ayat Allah SWT ttg penciptaan Nabi Adam as. saya pikir hal ini perlu dikaji ulang, karena memang beberapa ayat yang anda sebutkan, justru menyimpulkan bahwa Nabi Adam As adalah manusia/ khalifah pertama di bumi. tentang adanya iblis/syaitan di surga, memang ada sebelum iblis tdk mau bersujud kepada Nabi Adam, dalam artian menolak perintah allah sehingga dikeluarkan dari surga. dan itu semua atas kehendak Allah SWT, juga ttg ketetapanNya untuk menciptakan Adam sebagai khalifah di bumi (makan buah khuldi ataupun tidak, Nabi Adam pasti akan "diturunkan" ke bumi) coba renungkan ttg ayat ayat tsb, mohon maaf, tujuan dari komentar ini hanyalah untuk sekedar sharing sebagai saudara sesama khalifah. thanx.