Riuh rendah pemberitaan seputar ketua KPK, Antasari Azhar yang menjadi tersangka kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen menghiasi media massa nasional akhir-akhir ini. Kabar ini sangat mengagetkan banyak kalangan. Antara percaya dan tidak percaya. Dan tentu saja peristiwa ini mengundang tanya.
Cukup mengagetkan ketika pertama kali melihat pemberitaan terbunuhnya Nasrudin yang mati tertembak di pelipis kirinya sepulang dari bermain golf. Pikirku saat itu, sekarang ini banyak orang nekat. Pemberitaan selanjutnya lebih mengagetkan lagi karena ketua KPK, Antasari Azhar dipanggil sebagai saksi kasus pembunuhan Nasrudin. Dan dalam waktu singkat, ketua KPK sudah dijadikan tersangka yang diduga sebagai otak pembunuhan. Ketua KPK langsung di sel. Jangka waktu yang relatif cepat menangkap kesembilan tersangka ini menimbulkan tanda tanya besar.
Pebunuhan terhadap Nasrudin yang dikaitkan dengan cinta segitiga membuat nama Antasari Azhar jatuh. Dan lagi, nama lembaga KPK dipertaruhkan. Selama ini yang diketahui masyarakat umum, KPK terbukti telah menguak kasus korupsi kelas atas. Dengan kata lain, KPK mempunyai rapor yang bagus di mata masyarakat. Semenjak isu terkait pembunuhan Nasrudin yang masih simpang siur, muncul pendapat masyarakat yang beragam.
Dari berbagai berita yang disiarkan, sepertinya ada something wrong dengan adanya penangkapan ketua KPK. Pertama, ketua KPK ditangkap oleh Kejagung yang merupakan institusi dimana dia dulu bekerja dan juga mengungkap kasus besar di dalam Kejagung sehingga secara otomatis menggiring teman-temannya ke pengadilan. Kenapa bukan POLRI yang menangkap? Kedua, penangkapan kesembilan tersangka dalam waktu yang relatif singkat membuat jidat berkerut. Ah, yang benar. Secepat itu dan tidak ada yang lolos. Sedangkan kasus lain seperti terbunuhnya Munir serasa bertele-tele perkembangannya. Ketiga, jika pembunuhan itu dianggap sudah terencana dengan matang, kenapa barang bukti berupa pistol tidak dihilangkan berikut kendaraan yang dipakai? Semestinya segala atribut pembunuhan dihilangkan jika pembunuhan itu profesional. Keempat, Rani Juliani seorang saksi kunci yang belakangan di ketahui menikah siri dengan Nasrudin seperti lenyap di telan bumi. Kelima, Antasari Azhar langsung dinonaktifkan sebagai ketua KPK setelah dipanggil kepolisian. Dari penangkapan sampai penonaktifan ini sepertinya sudah tersusun dengan matang. Keenam, jika melihat track record Ketua KPK, Antasari Azhar, rasanya rencana pembunuhan itu terlalu simpel. Hanya bertahap lewat tangan kesembilan. Sedangkan Antasari Azhar sendiri sudah berpengalaman mengusut kasus-kasus yang bisa dibilang jauh lebih rumit dan complicated. Tentu saja pengusutan kasus seperti itu memerlukan kesabaran dan yang paling penting, ketelitian. Apa iya dia seteledor itu? Lalu keteledoran apa yang dia buat? Contohnya, berupa SMS ancaman yang ditengarai dari Antasari Azhar. Sekali lagi, ancaman kok lewat SMS sih? Bukannya dia itu jagonya sadap menyadap telpon dan SMS? Terbukti dari kasus-kasus yang ditanganinya, pembicaraan lewat telepon dijadikan alat bukti di pengadilan.
Lalu apa motifnya? Beragam opini mengemuka menyikapi isu ini. Dari mulai motif Antasari sendiri sampai motif yang diusung pihak lain. Sedangkan motif lain seperti; motif Kejagung melakukan penangkapan. Adakah unsur lain dari “sekedar” pencemaran nama baik mengingat Antasari menyingkap konspirasi di Kejagung yang dilakukan rekan-rekannya? Adakah balas dendam? Mungkinkah ada orang-orang yang merasa gerah dengan sepak terjang Antasari sehingga perlu menutup ruang geraknya? Adakah kemungkinan pembunuhan yang menyeret Antasari sebagai tersangka ini merupakan skenario besar yang disusun oleh para koruptor dan teman-temannya? Dan lagi, Anggota KPK sepakat dengan penonaktifan Antasari sebagai Ketua KPK. Secepat membalik telapak tangan. Mungkinkah Antasari ditelikung dari belakang? Belakangan beredar kabar kalau Antasari di jebak.
Kasus ini mengingatkanku pada kasus Munir yang ternyata menyeret Muchdi PR, seseorang yang bekerja di Badan Intelijen Negara. Dan apa perkembangan kasus ini? Mengecewakan!
Indonesia, apa yang kau rasa? Inikah gambaran carut marutnya negeri ini? Entah kepentingan apa yang berbenturan dalam kasus ini. Yang jelas, kebenaran hanya milikNya. Ya Allah, berikanlah kepada hambaMu apa yang telah Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang sholeh. Semoga.
1 komentar:
Kaus pak Antasari memang berlarut-larut. Kayaknya KPK terus "digoyang" isu2 laen dech. Korupsi oh korupsi... Kenapa kau begitu digandrungi....???
Posting Komentar