17 Juli 2009

Perang Mahabharata: Mungkinkah Perang Nuklir Jaman Pra Sejarah?

Peradaban manusia pra sejarah memang menggelitik untuk di lacak. Rasa ingin tahu yang menggebu ada di benak manusia mengenai peradaban nenek moyangnya. Seperti apa kira-kira kebudayaan mereka, bahasa yang digunakan, model baju yang dikenakan, rumah yang dihuni, ilmu pengetahuan yang berkembang saat itu dll.

Perihal ilmu pengetahuan jaman pra sejarah, ada kemungkinan baru yang dilontarkan ilmuwan berkenaan dengan Perang pra sejarah yaitu, Perang Mahabharata dan Ramayana. Dua perang ini yang konon diceritakan dalam naskah sastra berbahasa Sanskerta sebagai perang yang maha dahsyat karena melibatkan hampir semua kerajaan di wilayah India. Menurut Kitab Mahabharata yang ditulis oleh Resi Byasa atau Vyasa, perang ini adalah perang saudara yang tersentral pada Dinasti KURU antara keturunan Dretarastra yang berputera 100 orang, terkenal dengan sebutan Kurawa dengan keturunan Pandu yang berputera 5 orang, terkenal dengan sebutan Pandawa. Dibawah ini ringkasan cerita Perang Mahabharata yang diambil dari Wikipedia:

Tanggal

tidak pasti, ± tahun 3000 SM - 1000 SM [1]

Lokasi

Distrik Kurukshetra, negara bagian Haryana, India Utara.

Hasil

dimenangkan pihak Pandawa

Pihak yang terlibat

Lima putra Pandu (Pandawa) dan sekutunya, dipimpin oleh Yudistira

Seratus putra Dretarastra (Korawa) dan sekutunya, dipimpin oleh Duryodana

Komandan

Yudistira
Bima
Arjuna
Nakula
Sadewa

Bisma
Drona
Karna
Salya
Aswatama

Kekuatan

7 Aksauhini (7 divisi) atau
1.530.900 tentara

11 Aksauhini (11 divisi) atau
2.405.700 tentara

Jumlah korban

Hampir semua prajurit.
Hanya 7 kesatria yang bertahan hidup: lima Pandawa, Yuyutsu, dan Satyaki

Hampir semua prajurit.
Hanya 3 kesatria yang bertahan hidup: Aswatama, Krepa, dan Kertawarma

Pertempuran terjadi karena pihak Dretarastra tidak mau menyerahkan tahta kerajaan Kuru pada pihak Pandu yang diwakili oleh anak tertua yaitu Yudistira. Perebutan tahta ini mencapai klimaknya yang disebut dengan Bharatayudha (perang Bharata) di medan Kurukshetra (bermakna "daratan Kuru"), yang juga disebut Dharmakshetra atau "daratan keadilan". Sampai sekarang daerah ini menyisakan peninggalan arkeologis dan masih dikunjungi wisatawan.

Bukti arkeologis yang ditemukan di India sungguh mengejutkan. Lalu timbul spekulasi yang berani mengatakan bahwa Perang Mahabharata adalah Perang Nuklir! Para Arkeolog meyakini bahwa pada 6000 SM, dimungkinkan bahwa peradaban manusia mengalami masa keemasan yang ditandai dengan adanya teknologi nuklir.

Dalam Perang Mahabharata yang ditulis dalam bahasa Sanskerta itu diceritakan bahwa Arjuna dengan gagah duduk dalam Veimana dan melepaskan Gendewa:

“… Satu kepulan asap yang besar dan cahaya yang terang benderang bagaikan sinaran dari beribu-ribu matahari telah dihasilkannya…Satu pancaran kilat, satu pembawa pesan maut yang dahsyat, yang menyebabkan kemusnahan seluruh keturunan Vrishni dan Andhaka..mayat-mayat mereka terbakar hangus sehingga tidak dapat dikenal pasti.

Rambut dan kuku mereka terlepas; pecah tanpa sebab, dan burung-burung bertukar menjadi putih.. selepas beberapa jam semua bahan makan turut tercemar.. untuk mengelakkan diri daripada api itu, para laskar terjun ke dalam sungai untuk membersihkan diri mereka dan peralatan mereka..”

Sedemikian dahsyatnya gambaran senjata milik Arjuna sehingga membuat kita bertanya-tanya. Sebenarnya Gendewa itu senjata macam apa sih? Lalu Veimana itu jenis kendaraan macam apa?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari kita flashback sebentar. Seperti telah diketahui dunia saat ini bahwa Cina dan India lebih “outstanding” dalam teknologinya jika dibandingkan negara kita. Mungkin keberhasilan mereka tak lepas dari kegigihannya berburu ilmu pada nenek moyang. Beberapa tahun silam, rakyat China telah menemui beberapa buah dokumen sanskrit di Lhasa, Tibet serta telah membawanya ke Universitas Chandrigargh untuk diterjemahkan. Dr. Ruth Reyna dari Universitas itu menjelaskan bahwa dukumen itu mengandung petunjuk untuk membuat pesawat luar angkasa!

Didalamnya dijelaskan cara-cara pembuatannya, katanya adalah anti-gravitasi dan berasaskan kepada satu sistem analog yaitu “laghima” yaitu satu sumber tenaga yang tidak diketahui oleh manusia modern. Menurut ahli Yoga Hindu, “laghima” ini menjadikan seseorang itu mempunyai kemampuan untuk terbang.

Lebih lanjut dijelaskan Dr.Reyna bahwa pada papan mesin ini yang dikenali sebagai “Astras”, dikatakan telah digunakan oleh masyarakat India kuno untuk membawa satu rombongan manusia ke planet lain, sesuai yang tertera pada dokumen tersebut, yang mana dikatakan telah berusia beribu-ribu tahun.

Manuskrip itu juga dikatakan telah memaparkan rahasia “antima” yaitu cara-cara untuk menjadi menghilang (mungin seperti dalam film futuristik Star Trex kali…) dan “gerima” yaitu bagaimana untuk menjadi seberat gunung.

Dari wiracarita Mahabharata, dijelaskan dalam teks India kuno bahwa masyarakat ketika itu mempunyai mesin terbang yang dipanggil sebagai “Vimanas” Epiks India kuno telah menjelaskan sebuah Vimana sebagai satu pesawat yang mempunyai dua dek dan berbentuk bulatan dengan terdapatnya lubang pada bagian bawah pesawat dan menara pada bagian atasnya.

Vimana dikatakan mempunyai kemampuan untuk terbang dengan kecepatan angin dan mengeluarkan bunyi bermelodi. Teknologi jaman pra sejarah rupanya telah sedemikian mutakhir sehingga teknologi kita tak bisa bersaing dengannya.

Prediksi perang nuklir jaman pra sejarah tentu didukung dengan bukti-bukti ilmiah. Dari hasil penelitian yang dilakukan di tepian sungai Gangga di India, para arkeolog menemukan banyak sekali sisa-sisa puing-puing yang telah menjadi batu hangus di atas hulu sungai. Batu yang besar-besar pada reruntuhan ini dilekatkan jadi satu, permukaannya menonjol dan cekung tidak merata. Jika ingin melebur bebatuan tersebut, dibutuhkan suhu paling rendah 1.800 °C. Bara api yang biasa tidak mampu mencapai suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklir baru bisa mencapai suhu yang demikian. Masih di India, ada bukti lain yang ditemukan di dalam hutan primitif di pedalaman. Orang-orang juga menemukan lebih banyak reruntuhan batu hangus. Tembok kota yang runtuh dikristalisasi, licin seperti kaca, lapisan luar perabot rumah tangga yang terbuat dari batuan di dalam bangunan juga telah dikacalisasi. Serpihan tersebut kemudian dikenal sebagai tanah-tanah liat yang telah cair akibat kepanasan yang melampaui batas. Batu kaca pada reruntuhan semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan percobaan nuklir saat ini.

Bukti lain yang ditemukan oleh para ahli berkenaan dengan puing-puing maupun sisa-sisa tengkorak manusia yang ditemukan di Mohenjo-Daroo, salah satu dari ‘Seven Rishi City’ yaitu kota dengan teknologi maju saat itu yang mengandung residu radio-aktif yang hanya bisa dihasilkan lewat ledakan Thermonuklir dalam skala besar.

Akhir kesimpulan yang dicapai dalam penyelidikan diatas adalah umat manusia pernah maju dalam peradaban sekitar 4000 SM. Diyakini bahwa manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklir. Akan tetapi zaman keemasan tersebut hancur bahkan hilang tak tersisa akibat perang nuklir yang dahsyat sehingga manusia kembali ke masa primitif sampai munculnya peradaban Sumeria sekitar ±3000 SM atau 5000 sampai 6000 tahun yang lalu.

(Bersumber dari wikipedia, http://2012era.blogspot.com dan berbagai sumber lain)


1 komentar:

Unknown mengatakan...

Teknologi nuklir 2 milyar tahun lalu! Wow... kereeen. Klo begitu Eintein "hanya" sekedar menemukan kembali teknologi yg hilang dong. Teralu dini klo kita mengatakan bahwa kita lebih modern di banding manusia jaman pra sejarah. Nyatanya teknologi kita jauh tertinggal dg mereka.