03 Februari 2009

Situs Faith Freedom: Tak Sesuai Namanya

Terhenyak bercampur kaget. Itulah kesan pertama ketika aku membuka situs www.faith freedom international.org. Tak sesuaii nama situsnya, kebencian terpampang jelas di sana. Namanya juga faith freedom, tapi yang ada justru pemaksaan. Kebebasan berkeyakinan tak sedikitpun tersentuh di web ini.

Bulan yang lalu aku lihat berita di TV kalau situs ini telah ditutup, tapi ternyata sekarang sudah online lagi. Informasi baik berupa berita, artikel atau dialog antar anggota yang disampaikan sungguh menusuk perasaan kaum muslim di seluruh dunia. Isinya hanya menghujat Nabi Muhammad dan melecehkan Allah Pencipta Alam Semesta. Kalau orang-orang itu menghujat Nabi Muhammad SAW, sampai kiamatpun, Islam tidak akan pernah menguhujat Nabi Isa atau Yesus menurut versi mereka karena Nabi Isa juga nabinya umat Islam. Membaca dialog antar anggotanya, Masya Allah, norak banget bahkan cenderung berlebihan. Kayaknya bukan dialog dengan sesama manusia dech, lebih pasnya seperti dialog dengan ... (tau sendirilah). Membludaknya kebencian terhadap Islam dan Nabi Muhammmad demikian nyata. Jadi pengen tau, apa sih doktrin yang dimasukkan ke kepala orang-orang itu? Sedikit yang aku tau, kalau di kepercayaan mereka, menggiring domba-domba yang tersesat itu merupakan suatu kewajiban bagi setiap pemeluknya. Ajakan seperti itu kurasa tidak beda dengan ajaran agama lain. Tapi nggak perlu mengolok-olok gitu kan. Kata orang hal kayak gitu sih debat kusir. Orang jawa bilang omong sampe munthuk ya percuma. Kepercayaan koq diperdebatkan. Apa sih untungnya?

Hidup di dunia sekali mbok dibuat enteng sajalah. Kalo boleh menyitir tulisan Emha Ainun Najib nih, agama itu ibaratnya seperti istri atau suami seseorang. Pernah gak anda perhatikan istri atau suami orang lain secara spesifik? Jari kakinya ada lima atau tujuh? Ada tanda lahir di telapak kakinya gak? Etiskah kita ngurusin istri atau suami orang lain? Itu ibarat agama orang lain. Dengan kata lain, kita gak perlu ngurusin kepercayaan orang lain. Biarlah mereka melakukan ibadahnya sesuai kepercayaannya dan kita beribadah sesuai keyakinan kita. Live in peace. Bukankah itu lebih enak.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Indonesia kan binneka tunggal ika. gak usah ngribetin kepercayaan dech... Peace man

Vian Merry mengatakan...

Yup. Setuju...

Taqiuddin mengatakan...

Namanya juga dunia maya besuk ditutup besuk lagi bisa buat lagi, seharusnya dibrantas aja orangnya dikroyok massa ae hehehe