23 Juni 2009

Penelitian: Semakin bersih, Rentan Terhadap Asma

Asma adalah penyakit umum. Dewasa ini ada puluhan juta anak menderita asma di dunia. Asma merupakan alasan utama anak-anak tinggal di rumah pada hari sekolah. Diperkirakan pada tahun 2002 akan ada 29 juta pasien menderita asma di Amerika. 20 tahun terakhir ini jumlah orang yang didiagnosa menderita asma meningkat 1,5 kali. Peningkatan kasus asma ini telah menarik perhatian bidang kedokteran dan para peneliti.

Pada pertemuan mengenai asma yang diadakan di New York tahun lalu, para ilmuwan mengumumkan penemuan yang mengejutkan. Alasan meningkatnya serangan asma bukan karena polusi udara atau partikel debu, tetapi karena lingkungan semakin bersih. Penelitian baru ini juga menunjukkan, apabila pada masa pertumbuhan anak-anak terhindar dari pelbagai infeksi/peradangan, maka sistem kekebalan tubuh mereka akan bereaksi berlebihan pada saat terpapar debu atau benda asing dan ini menyebabkan alergi atau asma. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak di negara miskin sering sakit, tetapi mereka jarang terkena asma. Sebelum Jerman bersatu, timbulnya asma di Jerman Timur sedikit, tetapi setelah Tembok Berlin runtuh, serangan asma di Jerman Timur meningkat.

Andy Liu dari klinik asma “National Jewish Hospital” di Denver mengatakan, "Cara hidup kita yang bersih mungkin penyebab terjadinya peningkatan global dari asma dan alergi." Peneliti juga menemukan anak-anak dari pusat penitipan anak mempunyai risiko yang rendah terkena asma sebab mereka lebih sering sakit. Anak-anak yang dibesarkan di pertanian juga lebih tahan terhadap asma

Penelitian baru ini memberikan kesempatan kepada kita untuk melihat ke diri sendiri. Ada sebuah prinsip Tiongkok kuno, "apabila seorang anak sering terkena penyakit ringan, tidak ada penyakit berat yang akan menimpanya." Kebijakan kuno ini menyimpulkan bahwa tidak ada jeleknya apabila seorang anak sesekali jatuh sakit, karena dengan demikian dia akan tumbuh dewasa dengan menjadi orang yang lebih sehat. Telah dibuktikan secara ilmiah bahwa kebijakan kuno ini sangat tepat ketika dikaitkan dengan asma. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang harus kita tujukan pada diri kita sendiri. Jika tinggal di lingkungan yang kotor orang akan sering terinfeksi virus/bakteri, sedangkan lingkungan yang bersih meningkatkan asma dan alergi, di lingkungan yang bagaimanakah manusia harus hidup?

Sejak abad 18, ketika Robert Krevers menyimpulkan bahwa pengaruh dari luar adalah penyebab penyakit, manusia mulai mencari penyebab penyakit dengan meneliti bakteri, virus dan faktor lainnya. Beberapa ratus tahun terakhir ini, penelitian medis menghadapi sebuah fakta yang mengganggu. Setiap terobosan medis membuat manusia memasuki keadaan yang lebih buruk. Sebagai contoh, setiap kali kita membuat antibiotik baru, kita membiakkan kuman baru yang kebal terhadap antibiotik ini. Akhirnya kita terjebak dalam lingkaran setan. Kita mengembangkan antibiotik baru untuk membunuh kuman yang kebal. Kemudian kuman itu menjadi kebal terhadap antibiotik baru ini. Negara berkembang sedang membersihkan lingkungan mereka dan meminimalkan penyakit yang menular, tetapi lingkungan baru ini adalah tempat yang sempurna bagi berkembangnya asma dan alergi. Jelas sekali bahwa pengendalian lingkungan tidak dapat mengendalikan penyakit. Tidakkah hal ini membuat Anda bertanya-tanya apa sebenarnya penyebab penyakit itu?

(Bersumber dari Erabaru News)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Aku ada temen yg super higienis tp kenapa ya anak2nya malah kena asma semua. Jangan2 rumahnya terlalu bersih. He he he .......